FADHLY MUHAJIR
FADHLY MUHAJIR


Free Blog Content

Senin, 07 November 2011

Sinopsis Secret Garden Episode 14

Ra-im dan Oska berjalan masuk ke ruangan pesta. Seul dan Joo-won terkejut melihat mereka bersama.

PDVD_001 PDVD_002
Oska berkata pada Ra-im, ia hanya bisa menjadi ibu perinya sampai di sini. Ra-im mengangguk . Joo-won menatap Ra-im tanpa berkedip sedikitpun (beneran lho aku tunggu dia ngedip ). Oska menghampiri Seul dan bertanya, ‘Apa kau sudah menunggu lama?” Seul menjawab mengapa ia harus menunggu Oska. Oska menarik Seul pergi dan mengatakan ia telah mengingat sesuatu. Tapi mereka dicegat oleh seorang pria (cameo, entah siapa, tapi kok kayanya wajahnya familiar ya…ada yang ingat dia berperan dalam drama apa?). Oska terlihat tidak suka padanya dan menyuruh pria itu bermain dengan Joo-won saja.
PDVD_008
Ra-im berhadapan dengan Joo-won. Joo-won menghampirinya dan bertanya Ra-im selama ini berada di mana. “Aku di sini.” jawab Ra-im. “Mengapa kau tak mengangkat teleponmu?”tanya Joo-won.
“Itulah sebabnya aku ke sini.”
PDVD_012 PDVD_013
“Aku masih marah. Jangan bergerak.” Joo-won melihat merk gaun yang dikenakan Ra-im. “Kau mengenakan merk mahal. Apa ibu peri mengenakannya padamu?” Maksud Joo-won, tidak mungkin Ra-im yang membeli gaun seperti ini.
PDVD_017 PDVD_018
“Kau datang ke sini dengan terlihat cantik, apa kau akan menghilang pada tengah malam (seperti Cinderella)?” tanya Joo-won.
Ra-im menatap Joo-won dan berkata, “Itu tergantung padamu.”
Oska menyodorkan cheesecake pada Seul. Seul hanya diam melihat cheesecake itu lalu memandang Oska. “Apa ini juga bukan kau?” tanya Oska, “Kau bilang kau menyukainya tapi kau tak memakannya karena kau takut akan menambah berat badan.”
PDVD_021 PDVD_022
“Itu siapa?” tanya Seul, “Jadi dia kurus?!” Seul mulai kesal. Oska menaruh piring kue di meja dengan bingung, “Aku tahu kau pasti tidak suka coklat, kan?” Seul bertanya mengapa Oska melakukan semua ini. Apa yang Oska coba lakukan. Oska menjawab ia berusaha untuk mengingat dan suatu saat ia akan ingat semua lalu membalikkan keadaan seperti sebelum semua terjadi (sebelum mereka berpisah). Mata Seul berkaca-kaca mendengar perkataan Oska.
PDVD_029
Kembali pada pasangan utama kita. Joo-won bertanya untuk apa perubahan penampilan ini. Ra-im diam saja. “”Jangan membuatku gugup.”kata Joo-won.
“Aku ingin masuk tapi aku tidak bisa jadi aku menunggu di luar. Tapi, ibu peri datang dan menyuruhku mengatakannya padamu. Bahwa aku datang untuk menemuimu. Aku sudah bersumpah pada ayahku, pada ibumu, bahwa aku tidak akan bertemu denganmu lagi. Tapi walau aku memalingkan tubuhku menjauh darimu, hatiku tidak bisa melakukannya. Aku tahu akan sangat sulit untuk bersama denganmu. Tapi kurasa rasa sakit yang akan kutanggung bila tetap bersamamu lebih tertahankan dibandingkan bila aku tak melihatmu. Aku datang untukmu. Ini adalah jawabanku. Tapi aku tidak akan menjadi little mermaid-mu. Jadi harap kau juga menjawabku. Apakah aku hanya bisa menjadi little mermaid untukmu?”
PDVD_033 PDVD_032
Sayangnya sebelum Joo-won sempat bereaksi, pembicaraan mereka diganggu oleh seorang wanita yang menjadi kencan perjodohan terakhir Joo-won, Yoo Kyung-ran. Joo-won memperkenalkannya pada Ra-im dan berkata pada wanita itu ia tidak mengira akan bertemu dengannya lagi (dengan kata lain Joo-won tidak ingin bertemu dengannya lagi). Seul lewat dan mendengar pembicaraan mereka. Nn. Yoo tersanjung Joo-won masih mengingat namanya. Dengan canggung Joo-won mengatakan ia memilliki ingatan yang baik. Ra-im menoleh ke arahnya (mulai cemburu dia hehe…). Nn. Yoo minta maaf karena telah mengganggu pembicaraan Joo-won dan Ra-im. Ra-im yang sopan mengatakan tidak apa-apa. Eh, Nn. Yoo malah ingin ngobrol berdua dengan Joo-won. Joo-won hendak menolak namun Seul cepat-cepat mengajak wanita itu pergi dengan mengatakan ada seseorang yang mencarinya. Seul menyuruh Joo-won dan Ra-im meneruskan pembicaraan mereka. Hidup Seul!!!
PDVD_037 PDVD_038
PDVD_043 PDVD_046
Joo-won berusaha menjelaskan pada Ra-im bahwa ia hanya sekali berkencan dengan Nn. Yoo, dan itulah kencan perjodohan yang sempat diketahui Ra-im. Joo-won mengatakan jangan khawatir…. Ra-im awalnya terlihat kesal tapi lalu ia mengatakan tidak apa-apa, karena ia belum mendengar jawaban Joo-won. Ra-im meminta Joo-won menjawabnya.
Eh lagi-lagi ada yang ganggu. Ra-im kesal. Pria yang tadi dimarahi Oska mengajak Joo-won minum. Ra-im membalikkan badannya. Pria itu bertanya, “Siapa wanita ini? Aku tidak pernah melihatnya sebelumnya. Mengapa kau tidak memperkenalkannya?’ Joo-won menjawab, “Kau tidak akan punya alasan untuk bertemu dengannya seumur hidupmu.” Ra-im menoleh pada Joo-won, mengira Joo-won akan menghinanya lagi. Joo-won menyuruh pria itu pergi.
PDVD_052 PDVD_057
Pria itu ngotot. “Mengapa tidak?” katanya “dunia ini kecil, kan?”
“Kau tidak akan bisa menemui seseorang sepertinya. Dia orang yang sangat mengagumkan. “ Joo-won menatap mata Ra-im dan berkata, “Wanita ini dapat mengemudi bagai seorang professional. Jika dia melihat ketidakadilan, bagi siapapun itu, ia akan melayangkan pukulannya. Dia tidak punya uang, dan tubuhnya penuh memar dan bekas luka. Seseorang yang membenci para pria seperti kita. Dia orang seperti itu. Aku tidak pernah melihat wanita sehebat ini sebelumnya. Ini…. adalah jawabanku.”
PDVD_059 PDVD_065
Ra-im tersentuh mendengarnya. Ia tersenyum memandang Joo-won, matanya berkaca-kaca. Mendengar kata-kata seperti ini dari bibir Joo-won yang sulit sekali memuji orang, sangatlah besar artinya. Dari seseorang yang akan lenyap tidak berbekas menjadi seorang yang hebat? Wow…
Are you out of your mind (apa kau gila)? All the rumors are true ( semua rumor itu benar)?” pria itu bertanya pada Joo-won.
Ra-im membalikkan badannya kembali menghadap pria itu dan berkata, “You should shut your mouth if you want to live (kau sebaiknya tutup mulut jika masih ingin hidup). If you have something to say, say it now (jika ada yang mau kaukatakan, katakan sekarang)! In ten minutes, it’ll become your last words (dalam 10 menit itu akan menjadi kata-kata terakhirmu).”
PDVD_067 PDVD_075
Pria itu ketakutan dan buru-buru pergi. Joo-won tak mengira Ra-im bisa berbahasa Inggris. Ra-im bilang itu adalah kata-kata dari scenario Dark Blood., ia mempelajarinya untuk audisi. “Jika bukan karena Oppa mendandaniku, aku pasti sudah mematahkan tulang rusuk pria itu,” gerutu Ra-im. Joo-won mengerutkan kening, “Pria itu mendandanimu? Sendiri?” Joo-won bertanya apa Oska sendiri yang memakaikan gaun ini pada Ra-im.
Yoo Kyung –ran bertanya pada Seul mengapa mereka harus ke luar dan siapa yang inign menemuinya. Seul membalikkan badannya dan berkata, “Itu aku.” Nn. Yoo kaget. Seul menarik Nn. Yoo hingga menempel ke dinding dan berkata , “Apa kau suka drama? Aku akan mengatakan sesuatu dari sebuah drama yang kusuka. Itu adalah perkataan sangat penting dari drama itu. ‘Wanita gila di daerah ini adalah aku’. Apa yang kaucoba lakukan tadi pada Kim Joo-won sudah kulakukan beberapa bulan lalu. Mencoba untuk mengacau dengan Kim Joo-won bagi kepentingan dan alasan sendiri, tidak boleh ada lebih dari satu orang (hanya Seul saja). Jangan menyakiti mereka yang baru saja membuka hati mereka satu sama lain. Bermainlah diam-diam lalu pergilah.” Nn. Yoo menangis ketakutan. Seul lalu meninggalkannya sendiri. Yeaaay…aku suka Seul yang seperti ini^^.
PDVD_079 PDVD_080
Seul mendengar sebuah lagu, permainan piano dari Oska. Seul menghampirinya. “Lagu ini benar bukan?” tanya Oska sambil tersenyum. Seul terharu mendengarnya . Layar beralih kepada pasangan Joo-won dan Ra-im yang berdiri di tengah lantai dansa.
PDVD_082 PDVD_083
Joo-won menatap Ra-im dalam-dalam. Ra-im balas menatapnya. (dan jantungku berdesir….love is in the air ^^)
PDVD_088 PDVD_087
Joo-won mengecup bibir Ra-im. Membuat semua orang memandang ke arah mereka termasuk Oska dan Seul. Ra-im menyadari itu dan berkata, “Semua orang melihat kita.” bisik Ra-im pada Joo-won. “Aku tahu,” jawab Joo-won tersenyum, “Aku baru saja mencium seorang stuntwoman miskin. Jika ada seseorang di dekat kita yang kebetulan membeli saham departemen store, dia akan segera menjual sahamnya itu. Sang presdir telah jatuh cinta pada wanita itu, jadi saat ini ia sedang dalam proses merusak bisnis sepanjang hidupnya.”
PDVD_090 PDVD_089
Ra-im memandang Joo-won, menyadari apa yang telah dikorbankan Joo-won untuk bisa bersamanya. Joo-won mengecup keningnya dengan lembut. Ra-im memejamkan matanya. Dan merekapun….berciuman …dengan mesra dan lembut, begitu manis dan indah….(aaah…meleleh deh….). Mereka saling berpandangan dengan cinta memenuhi mata mereka, tidak lagi menghiraukan sekeliling mereka, hanya ada mereka berdua.
PDVD_101 PDVD_105
(Ok, sampai di sini ya synopsis Secret Garden…happily ever after….
haha bercanda, kuharap endingnya akan manis dan indah seperti adegan tadi…^^)
Sebuah bintang jatuh turun di langit. Lagi-lagi….pertanda apakah itu? Jadi inget Dong Yi…waktu ada bintang jatuh, Seo Yong Gi mengatakan itu pertanda ada hal buruk yang akan terjadi.
PDVD_115
Oska meneruskan kegiatannya. Ia melakukan serangkaian pengambilan foto untuk iklan dan juga melakukan wawancara. Ia terus menggoda sang reporter dengan gaya khasnya, untuk menghindari pembicaraan seputar masalah kebocoran lagunya dan album ke-7nya. Reporter itu tertawa dan berkata Oska mengingatkannya pada Lee Jun-hyuk (rival Oska untuk mendapatkan Seul), ia baru saja mewawancarainya. Raut wajah Oska berubah, ia bertanya apa Jun-hyuk sudah kembali. Reporter mengatakan sudah seminggu Jun-hyuk kembali ke Korea.
PDVD_119 PDVD_120
Oska mencari artikel tentang kedatangan Jun-hyuk di internet. Dalam artikel ini dikatakan Jun-hyuk meminta maaf pada orang-orang yang ia sakiti. Oska kesal melihatnya. Namun tiba-tiba dia ingat sesuatu, perbincangannya dengan Jun-hyuk waktu itu.
Jun-hyuk : haruskah aku memanggilnya (Seul) kakak ipar sekarang? Mungkin saja pada akhirnya kau yang memanggilnya kakak ipar. Kau tidak benar-benar berpacaran dengannya kan?
PDVD_122
(Ketika itu Jun-hyuk menjelek-jelekkan Seul dan Oska untuk menjaga harga dirinya mengatakan ia hanya bermain-main dengan Seul, tidak mungkin ia serius dengan wanita seperti itu)
Oska mengingat itu semua dan menyadari Seul telah mendengar semuanya. Ia segera pergi ke kantor Seul. Di tengah perjalanan ia mendapat telepon dari Manager Choi yang mengatakan bahwa Oska berada dalam posisi nomor satu pencarian berita. Oska bertanya apa karena Lee Jun-hyuk. Manager Choi mengatakan sesuatu yang membuat Oska terkejut. Ia segera kembali ke kantornya.
PDVD_123
“Ada apa lagi?!” serunya, “Ada apa dengan penulis lagunya?” Manager Choi menyesali Oska telah mengambil penulis lagu baru. Penulis itu diwawancarai dan mengatakan kalau Oska mengetahui lagu itu adalah hasil plagiat dan tetap meneruskannya. Bahkan penulis lagu itu mengatakan Oska yang membawa lagu aslinya dan meminta dia untuk menjiplak lagu tersebut. Oska berteriak, “Apaa!! Kapan aku melakukan hal seperti itu?” Asistennya mengatakan beritanya telah tersebar dan semua orang mulai berkomentar negatif. Oska tidak percaya , mana mungkin orang mempercayai berita seperti itu. Asistennya mengangguk lesu. Oska kaget, mereka percaya omong kosong itu?
PDVD_125
Manager Choi bilang, orang-orang mengatakan mereka sudah tahu kau yang melakukannya dan menimpakan kesalahan pada penulis itu. Oska marah sekali dan berjanji akan menghancurkan penulis itu, ia akan mencarinya.
PDVD_128
Sun dan Seul juga telah melihat berita itu: “Pengakuan mengejutkan penulis lagu: Oska diam-diam memberi ijin atas lagu jiplakan.”. Berita itu menyebutkan penulis lagu Kwon menolak sejumlah besar uang (sogokan Oska). Sun segera mengangkat teleponnya dan menelepon seseorang. Seul kesal melihat berita itu.
PDVD_131 PDVD_132
Joo-won menutupi layar computer dengan tangannya. Ia takut melihat indeks saham departemen storenya setelah peristiwa di pesta. Pelan-pelan ia menggeser tangannya di layar. Sekretaris Kim berbisik, “Kau pasti khawatir karena telah membuat masalah.” “Apa aku terlihat seperti seseorang yang khawatir?” sahut Joo-won, tak melepas pandangannya dari layar. Akhirnya ia melihat indeks sahamnya dan mendesah lega karena walau turun sedikit tapi masih normal.
PDVD_136 PDVD_137
PDVD_139 PDVD_142
Ia rapat bersama para eksekutifnya. Mereka melaporkan acara Natal bertema hujan seperti yang presdir usulkan, menghasilkan kenaikan 30% penjualan dibandingkan dengan tahun kemarin. Direktur Park tidak mendengar benar-benar laporan itu. Ia menulis sesuatu di agendanya, sepertinya latihan tanda tangan Joo-won. Joo-won melihatnya dan bertanya apa yang Direktur Park sedang lakukan. Direktur Park menutupi tulisannya dan berkata tidak ada apa-apa, ia juga menyebutkan bahwa di pesta kemarin ia mendengar presdir paling menikmatinya. “Lalu kenapa?” tanya Joo-won, “Apa kau sedang memujiku?” Direktur Park kaget dan kehabisan kata-kata. Joo-won mengakhiri rapat dan berkata ia ada kencan.
PDVD_145 PDVD_146
Jong-soo menyerahkan kaset demo Ra-im yang telah diedit untuk dikirimkan. Ra-im berterima kasih. “Jika kau berhasil menembus audisi, pastikan kau bercerita tentang aku.” kata Jong-soo. Ra-im dengan gembira mengiyakan.
PDVD_148PDVD_149
(ooh…she’s so happy…)
Di luar ia hampir bertubrukan dengan Joo-won yang mencarinya. Joo-won bertanya Ra-im darimana dan mengapa teleponnya tidak diangkat. Ra-im menjawab ia sedang berbicara dengan Jong-soo. “Di kantor? Mengapa sutradaramu selalu memanggilmu ke kantornya? Mengapa dia tidak keluar dan bicara? Mengapa harus kau yang ke kantornya? Dan lagi dia sudah bukan sutradara lagi.”
PDVD_153 PDVD_154
“Diamlah.” bisik Ra-im, takut Jong-soo mendengar. Tepat saat itu Jung-hwan masuk. Dengan segera Joo-won memanggilnya, “Sutradara Hwang, mengapa kau tidak menempati kantormu? Kau harus mengambil hakmu.” Jung-hwan menjawab ia baru akan mulai menjabat pada tanggal 1 Januari. “Baik, sutradara Hwang yang baru mulai tanggal 1 Januari, apa masih ada yang harus dilakukan Ra-imku?” Ra-im menutup mulut Joo-won dengan tangannya, “Hentikan!”
Joo-won menurunkan tangannya, “Aku akan membawanya pergi sekarang, dapatkah kau memberi ijin?” “Kau harus mendapat ijin dari sutradara Im.” kata Jung-hwan. “Tidak mau, aku hanya mendukung otoritas baru. Aku akan membawa Ra-im, kau jangan menyalahkannya.” kata Joo-won lalu menarik Ra-im pergi. Ra-im berseru, “Hentikan! Hentikan!” Jung-hwan menggeleng putus asa.
PDVD_157 PDVD_160
Joo-won mengantar Ra-im ke rumahnya. Ia menutup mata Ra-im dengan tangannya dan menuntunnya masuk. Sesampainya di dalam Joo-won melepaskan tangannya. Ra-im membuka matanya dan terkejut melihat rumahnya telah dihias dengan pohon Natal dan lampu-lampu yang indah. “Kau melakukan semua ini sendiri?” tanyanya. “Kau tidak perlu terharu begitu, membuat hidup tetangga miskin menjadi manis dan hangat adalah ciri pemimpin sosial. Ra-im tersenyum dan memandang Joo-won.
PDVD_163 PDVD_164
PDVD_166 PDVD_168
Joo-won berkata padanya, “Mulai sekarang, jangan tinggal di ruang tamu Pyeong Chan Dong (rumah ibuku). Lupakan semua kenangan burukmu di tempat ini. Ingatlah saat ini dan tidurlah, makanlah, dan hiduplah tanpa beban.” Ra-im mengangguk dan berterima kasih. “Semua ini sungguh indah, tapi…. kenapa terlihat murah?” goda Ra-im. “Iissss….” gerutu Joo-won, “Pohon Natal itu bukan pohon natal biasa seperti yang kaupikirkan! “
PDVD_169
“Tentu saja tidak, Departemen Kehutanan Norwegia menebang pohon satu-demi-satu, bukankah begitu?” sindir Ra-im. “Waaaah….” Joo-won tersenyum mendengarnya. Joo-won bertanya kapan Ah-young pulang malam ini. Ra-im bertanya memangnya kenapa. Joo-won mengangkat teleponnya, “Sekretaris Kim, ini aku. Buatlah Ah-young lembur hari ini, tahan dia sampai besok pagi.” Ra-im mendengarnya dengan kesal. “Haha….jangan khawatir, nikmatilah waktumu.” Suara Ah-young yang menjawab. Ra-im cepat-cepat merebut ponsel Joo-won dan memarahinya karena telah mempermalukannya.
PDVD_172 PDVD_176
Joo-won memajukan tubuhnya mendekati Ra-im dan bertanya, “Menurutmu mengapa kulakukan itu?” Ra-im otomatis bergerak mundur, “Hei, menjauhlah.” “Kau akan cepat tertangkap karena rumah ni sangat kecil.” Joo-won terus maju mendekati Ra-im, “Menjauhlah dariku.” “Kenapa? Kita berdua orang dewasa.” (karena kalian belum menikah… ) Ra-im terus mundur hingga jatuh terduduk di kasur. “Jangan dekati aku,” seru Ra-im. “Lalu kenapa? kau pikir apa yang akan kulakukan? Kau ini serigala berbulu domba.” kata Joo-won. Ia berjongkok di hadapan Ra-im dan menggenggam kedua tangannya.
PDVD_177 PDVD_182
“Aku ingin melakukan ini. Menggenggam kedua tanganmu seperti ini. Mengapa hal sekecil ini begitu sulit bagi kita. Akhirnya aku dapat melakukan ini sekarang. “ Wajah Ra-im merona mendengarnya. Ia tersipu ketika Joo-won mencubit pipinya lembut. (huaaa…episode ini janganlah berakhir….terlalu banyak hal romantis @,@)
PDVD_183PDVD_193
PDVD_190 PDVD_191
Sun mendatangi Kwon (penulis lagu/plagiator) dan bertanya mengapa ia melakukan ini padahal Sun telah berbaik hati tidak menuntutnya dan membiarkannya pergi, seharusnya ia tetap diam. Dengan tenang Kwon menjawab ia juga tidak berpikir akan sejauh itu tapi ia harus melakukannya. Kwon bertanya apakah benar Sun yang berada di hadapannya lalu bertanya apakah Sun masih gay. Sun menatapnya marah. Kupikir orientasi seksual seseorang bisa berubah, kata Kwon. Sepertinya ia pernah menyukai Sun, namun kecewa karena ternyata Sun seorang gay.
PDVD_196 PDVD_197
Sun menyuruhnya diam dan bertanya apa salah Oska, mengapa Kwon menyalahkan orang lain atas kekurangmampuannya. Sun sudah menyuruh Kwon untuk melakukan hal yang lain. Kwon menyahut memang, ia sedang mencoba melakukan hal lain setelah melupakan seseorang seperti Sun.
Oska tiba-tiba masuk dan heran melihat Sun ada di sana. Sun merasa tidak enak. “Benar, aku tahu kalian saling mengenal satu sama lain. Mengapa kau melakukan ini? Apa yang telah kulakukan padamu?” semburnya pada Kwon.
PDVD_206 PDVD_207
“Kau bersalah.” kata Kwon pada Oska, “Walau tanpa bakat, berkat latar belakang keluargamu, kau menjadi bintang Hallyu. Meski kau bahkan tidak tahu seperti apa lagu bagus itu, kau selalu mencari lagu-lagu bagus.” Oska bertanya mengapa Kwon berbohong di media. Dengan tenang Kwon bertanya apa Oska punya bukti bahwa semua itu adalah bohong.
“Aku tahu aku bohong, orang-orang mempercayaiku. Mengapa kau tidak mengatur public image-mu. Mereka bahkan tidak berpikir hal itu tidak dapat dipercaya. Mereka berkata mereka telah mencurigainya. Apa itu salahku? Walau aku penulis lagu yang masih baru, apakah tidak keterlaluan kau melempar CD music dan mengatakan lagunya jelek tepat di depan penulis lagunya?” sahut Kwon tenang.
PDVD_210 PDVD_209
“Kapan aku mengatakannya?” tanya Oska. Sun melirik Oska. “Lihat, kau bahkan tidak mengingatnya. Aku akan memberimu jalan keluar yang mudah. Kau bisa menyelesaikannya dengan uang, Kau punya banyak uang. “ ujar Kwon lagi.
“Jadi kau melakukannya untuk uang?” tanya Oska.
“Aku sudah habis dalam bisnis ini. Setidaknya aku harus mendapat sedikit uang dari sini. Kau bisa hidup tanpa perlu menyanyi tapi aku putus asa. Beri aku uang. Ini adalah harga yang harus dibayar untuk menyelamatkan wajah bintang hallyu, jadi tidaklah murah. Maka, ‘aku harus berjuang hidup, maafkan aku, Oska adalah korbannya’, aku akan mengatakan itu pada orang-orang.” kata Kwon. Oska dan Sun tak dapat berkata-kata lagi.
Mereka kembali ke kediaman Oska. Manager Choi dan asistennya sudah menunggu. Oska berkata aku tidak tahu, katanya aku sudah melempar CD musiknya karena jelek. Manager Choi heran masalahnya hanya karena hal sepele, apa dia gila atau semacamnya. “Jika setiap orang meributkan hal sepele seperti itu, aku pasti sudah terbunuh karenamu.” Haha… Manager Choi meneruskan mencurahkan unek-uneknya, “Tidak bertanggungjawab, egois, berkepribadian buruk. Tidak tahu pentingnya menghormati orang lain. “ Lalu dia menyadari ucapannya dan Oska yang memandang kearahnya. Ia cepat-cepat bertanya apa yang Kwon inginkan. Oska menjawab singkat, uang. Aku sudah tahu itu, kata Manager Choi, berapa banyak yang ia inginkan, berapapun jumlahnya mari kita selesaikan dengan cepat dan kita lanjutkan.
PDVD_213
Oska bilang ia tidak mau. Sun menoleh pada Oska. Manager Choi terbelalak, mengapa kau tidak mau, orang Korea paling membenci kebohongan, kita berada dalam situasi yang paling buruk. Jika Kwon meneruskan kebohongannya, mereka dapat ambruk kapan saja. Sun mendengarnya dan merasa prihatin. Oska mengatakan, kalau begitu biarkan kita ambruk. Ia memerintahkan pembatalan konser Natal dan pengembalian uang tiket. Manager Choi kaget dan menyuruh Oska tetap melanjutkan konser. Au tidak mau, kata Oska. Mengapa, teriak Manager Choi frustasi. Karena aku egois dan tidak bertanggungjawab, tidak tahu bagaimana menghormati orang, apa itu cukup, seru Oska. Manager Choi menahan kemarahannya.
PDVD_223
Sun meminta maaf pada Oska (karena ia mengenal Kwon hingga tidak menuntutnya dan akibatnya seperti ini). Oska berpaling padanya dan berkata, “Kuharap itu adalah kesalahanmu. Tapi kurasa itu tidak benar, kau boleh pergi. Semua kesalahan yang kulakukan sedang berbalik padaku. Pergilah ! Aku ingin sendirian.”
PDVD_222 PDVD_221
Ibu Joo-won medapat laporan mengenai apa yang terjadi di pesta VVIP dari Sekretaris Kang. Sekretaris Kang melaporkan, semua yang hadir mengatakan saat itu adalah saat yang membuat jantungpun berhenti. Ibu Joo-won berteriak kesal, “Dia gila, gila, gila!” Lalu ia bertanya mengapa Ra-im bisa ada di sana, ia menganggap Ra-im seorang yang licik dan harus menerima pelajaran yang keras. Ia meminta disambungkan dengan Manager HRD LOEL sekarang juga…o-ow…we’re in trouble..lebih tepatnya Ah-young in trouble…
PDVD_228 PDVD_227
Sekretaris Kim protes pada Joo-won, “Ah-young sedang berkemas sekarang! Mengapa kau memecatnya? Mengapa?” ” Pelan-pelan, katakan apa yang terjadi?” kata Joo-won bingung. Sekretaris Kim melaporkan bahwa Ah-young baru saja diberitahu HRD, dan bertanya mengapa Joo-won pura-pura tidak tahu apa-apa. “Joo-won mengatakan ia tidak melakukan apa-apa. “Pembohong!” teriak Sekretaris Kim, “Kurasa aku tidak bisa bekerja untukmu lagi, kau pernah bertanya padaku sebelumnya presdir macam apa kau, bagaimana kalau aku menjawabnya sekarang? Kau kejam, dan licik, presdir yang buruk!”
PDVD_231 PDVD_232
Joo-won marah, “Sudah kukatakan bukan aku!! Sambungkan aku dengan HRD!” Sekretaris Kim jadi tidak yakin lagi kalau Joo-won yang memecat Ah-young.
PDVD_234
Ra-im sedang membersihkan rumah dengan hati senang sambil memandang pohon natal pemberian Joo-won. Sayang, kebahagiaannya tak berlangsung lama, ibu suri kejam meneleponnya (kalau aku kayanya tidak akan kuangkat :p). Ibu Joo-won mengatakan Ra-im akan menanggung akibatnya karena telah menipunya dengan mengatakan tidak akan bertemu dengan Joo-won lagi tapi masih juga menemuinya. Ibu Joo-won mengatakan ini adalah sebuah peringatan. Ra-im bertanya apa maksud ibu Joo-won berkata demikian. Tanyakan saja pada temanmu, kata ibu Joo-won, setelah merusak hidup temanmu apakah kau masih akan bahagia (cara ibu Jun Pyo). Ia mengancam bahwa ini semua barulah permulaan.
PDVD_237 PDVD_238
Ra-im tertegun mendengarnya. Ah-young masuk sambil membawa barang-barangnya. Ia tersenyum dan menyapa Ra-im. Pada Ra-im ia berbohong bahwa ia bermasalah dengan seniornya dan mengundurkan diri. Ah-young berkata seharusnya ia mengundurkan diri sejak dulu, sekarang ia bisa bebas dan menonton TV. Ah teman yang baik memang sangat berharga….
PDVD_244 PDVD_245
Ra-im tahu bahwa Ah-young berbohong agar Ra-im tidak merasa bersalah. Ia mengambil jaketnya dan berlari keluar.
Ia datang ke rumah ibu Joo-won tepat saat Joo-won juga tiba di sana. Joo-won menahannya dan mereka berdebat mengenai siapa yang akan menyelesaikan masalah ini. Joo-won menyuruh Ra-im pergi duluan. Ra-im tidak mau karena Ah-young temannya yang bahkan tidak bercerita kalau ia dipecat. Joo-won bertanya apa rencana Ra-im, mengatakan pada ibunya bahwa mereka akan putus? Ia bertanya mengapa Ra-im tidak meneleponnya terlebih dulu sebelum datang, dia adalah presdir LOEL (tidak semudah itu memecat pegawai). Ra-im mengatakan semua ini tidak akan berakhir, dimulai dari Ah-young, berikutnya mungkin sekolah laga.
PDVD_253 PDVD_254
Joo-won meminta Ra-im menyerahkan penyelesaian masalah itu padanya dan meminta Ra-im mempercayainya, ia adalah orang lebih mampu dari yang Ra-im pikirkan. Ra-im bertanya sinis memangnya Joo-won punya rencana. Joo-won menjawab, “Ada, aku akan memberitahu kakek. “ Ra-im terkejut.
PDVD_258 PDVD_257
Tiba-tiba terdengar bunyi guntur, awan gelap memenuhi langit. Lalu turunlah hujan. Joo-won menyuruh Ra-im menutup atap mobilnya dan menunggunya sebentar, “Kursinya tidak boleh basah, joknya dibuat jahitan demi jahitan….” “Hei, apa itu penting sekarang ini?” gerutu Ra-Im kesal. Cahaya biru aneh menimpa keduanya dan jreng….mereka tertukar kembali.
PDVD_259 PDVD_263
Sekedar mengingatkan, nama yang ditulis pertama adalah nama jiwa sebenarnya diikuti nama tubuh. Ra-imwon untuk Ra-im dalam tubuh Joo-won. Joo-wonim untuk Joo-won dalam tubuh Ra-im.
PDVD_268
Tentu saja mereka terkejut tapi lebih tepatnya kesal sekali. “Mengapa aku melihat wajahku lagi?” seru Joo-wonim. “Kita tertukar kembali?” tanya Ra-imwon. “Ahhh…” desah keduanya. “Mengapa di saat seperti ini,” gerutu Ra-imwon, “aku benar-benar bisa gila.”
PDVD_271 PDVD_274
Mereka lebih terkejut melihat kedatangan ibu Joo-won. Sekretaris Kang menyodorkan payung yang segera diambil Joo-wonim untuk melindungi Ra-imwon dari hujan. Ibu Joo-won menyuruh mereka masuk tapi Joo-wonim meminta berbicara berdua saja dengan ibunya. Ra-imwon berbisik, apa yang akan kau lakukan dengan wajahku, aku ikut masuk. Ibu Joo-won menyuruh keduanya lekas masuk.
PDVD_276 PDVD_277
Mau tidak mau mereka masuk berdua. Ra-imwon berkata teganya ibu Joo-won menyulitkan temannya. Ibu Joo-won berkata memangnya Ra-im berharap ia akan bermain dengan adil. Joo-wonim menyahut, “Walau terlihat mendadak, rencanamu terlihat sangat jelas, pertama temanku, lalu pekerjaanku, kau akan membeli rumahku dari pemiliknya dan membuatku tunawisma…(mirip sama siapa coba??)..lalu temankupun menjadi tunawisma. Apa kau akan melakukannya berurutan?”
“Oh, bagaimana kau bisa tahu? Apa kau pernah mengalaminya sebelumnya?” tanya ibu Joo-won kaget.
PDVD_283
“Tidak, belum pernah,” jawab Ra-imwon.
“Kau diam!” bentak ibu Joo-won pada “anak”nya. “Karena kau sudah mengetahui rencanaku, apa kalian berdua akan tetap melanjutkan hubungan kalian?”
“Tidak,” jawab Joo-wonim, “Kami tidak akan bertemu satu sama lain.” Ra-imwon menoleh pada Joo-wonim.
“Tentu saja. Seharusnya begitu, “ibu Joo-won berkata lega.
“Kami akan hidup bersama.” Tegas Joo-wonim. Ra-im won dan ibu Joo-won terkejut.
“Aku tidak dapat berpisah dari anakmu. Ini semua demi anakmu. Jika kami berpisah, anakmu mungkin mati akibat patah hati. Im Ah-young telah bekerja keras selama 5 tahun. Walau kau anggota keluarga pemilik departemen store, kau tidak bisa memecatnya tanpa alasan yang jelas. Jika kau terlibat dalam masalah tenaga kerja, aku akan melaporkanmu pada serikat buruh. Jadi tolong jangan ganggu kami. Jika kau tidak bisa melihat kami bersama maka kami akan pindah ke negara lain. Apa kau tidak mau melihat anakmu lagi? Apa aku harus membuatnya begitu?” tandas Joo-wonim.
PDVD_286
Ra-imwon memandang Joo-wonim, ia tersentuh dan kagum dengan kata-katanya. Ibu Joo-wonim tak bisa berkata apa-apa, ia sangat kaget hingga kepalanya sakit. Ia berkata pada “anak”nya, “Kim Joo-won mengapa kau diam saja? Apa yang kaupikirkan mengenai apa yang dia katakan?”
PDVD_291 PDVD_290
“Kupikir dia benar. Aku akan mempercayainya mulai sekarang,” Ra-imwon menegaskan.
Joo-wonim memandang Ra-imwon. Menyadari bahwa mereka memiliki perasaan yang sama satu dengan yang lain. Ibu Joo-won tidak bisa berkata apa-apa. Joo-wonim mengajak Ra-imwon meninggalkan ibunya. Ibu Joo-won terpukul dengan kejadian itu, ia mengkhawatirkan anaknya.
PDVD_295 PDVD_296
Di luar, Ra-im mengungkapkan pendapatnya, “Aku tahu pasti akan begini. Bagaimana bisa kau berbicara pada ibumu seperti itu? Dia telah begitu membenciku karena membuatmu goyah. “
PDVD_300
Joo-wonim menjawab dengan tenang, “Tapi memang itu yang sebenarnya.” “Apanya yang sebenarnya? Siapa yang mengejarku? Mengapa kita harus tertukar dalam situasi seperti ini?” gerutu Ra-imwon. “Makanya kita harus pindah dan menemukan penyebab semua ini.” Sahut Joo-wonim. Mereka pulang ke rumah Ra-im.
Kilas ajaib: (mereka dalam tubuh masing-masing)
Joo-won menyuruh Ra-im membereskan barang-barangnya karena mereka akan memperlihatkan pada ibunya bahwa mereka akan melakukan apa yang mereka katakan. Ra-im memarahinya, apa tinggal bersama adalah hal yang penting saat ini. Bagiku iya, jawab Joo-won sambil tersenyum, memikirkannya saja sudah senang sekali, aku pasti gila. Kau baru menyadarinya sekarang, kata Ra-im ketus, bagaimana dengan Ah-young, apa yang akan terjadi padanya. Joo-won menyuruh Ra-im jangan khawatir karena ibunya tidak akan berani melawan serikat buruh. Ra-im mendesah lega dan mengusulkan mereka mencari tahu mengapa mereka tertukar kembali. Joo-won merengek ingin tinggal bersama.
PDVD_304 PDVD_306
“Walau kau melihat wajahmu, kau benar-benar ingin melakukannya? Dengarkan aku, sepertinya hal ini terjadi tidak beraturan. Waktunya tidak teratur. Apa peraturannya? Setiap saat kita tertukar, apa yang menjadi kesamaannya?” tanya Ra-im.
“Pertama di Jeju, lalu kantor polisi, terakhir terjadi hari ini.” Kata Joo-won.
Ra-im berpikir dan menemukan sesuatu, “Hujan. Malam sebelum kita tertukar di kantor polisi dan hari ini, sama-sama sedang hujan. “
PDVD_309
“Jadi bila turun hujan lagi, kita akan kembali normal?” tanya Joo-won. Ra-im mengeluarkan prakiraan cuaca dan kecewa menemukan bahwa cuaca akan cerah selama seminggu. “Aisssh….,” seru Joo-won, “Jadi kita tidak bisa berciuman sedikitnya selama seminggu?”
PDVD_311 PDVD_312
Ra-im kesal ingin melempar Joo-won dengan ponselnya. Joo-won merebut ponsel Ra-im dan menacri sesuatu. “Sedang hujan di New York. Ayo pergi.” katanya tersenyum nakal. Ra-im mendengus, “Jadi kau mau ke New York hanya untuk kiss? Bagaimana bisa selama ini kau bertahan tanpanya?”
PDVD_316 PDVD_315
Kim~~suhanmoo keobugiwa durumi…apa kau tahu itu?” tanya Joo-won. “Seriuslah…kita tidak benar-benar tahu sampai hujan turun kembali. Mari kita tunggu dan lihat apa yang akan terjadi. Karena ini pernah terjadi sebelumnya maka sekarang seharusnya lebih mudah. “ kata Ra-im.
Joo-won menghela nafas, “Kurasa begitu.” Ra-im ikut menghela nafas panjang.
Akhir kilasan ajaib (mereka kembali tertukar).
Malamnya mereka membicarakan apa yang akan mereka lakukan selama tubuh mereka tertukar.
“Kau duluan.” Kata Joo-wonim. Ra-imwon memberitahu Joo-wonim, ia ada audisi penting dan sudah mengirimkan kaset demonya. Hasilnya akan segera keluar. Joo-wonim menatapnya dan menganggukkan kepala mengerti. Kali ini Joo-wonim mau berlatih untuk menggantikan Ra-im.
PDVD_325 PDVD_326
Ra-im: Jika aku tidak lolos, aku akan sedih tapi tidak apa-apa. Tapi jika aku lolos, mungkin kau harus mengikuti audisi langsung.
PDVD_332 PDVD_334
Joo-won: Apa kau gila?
Ra-im: Tidak ada cara lain. Jadi kau harus giat berlatih mulai sekarang.
Joo-wonim menggerutu, aku bisa gila. Ra-imwon mengatakan Joo-wonim akan dites membaca skenario dan aksi laganya. Membaca scenario pastilah tidak sulit karena dalam bahasa Inggris Joo-wonim lebih pandai. Ra-imwon mengatakan ia akan berlatih keras menirukan tanda tangan Joo-won.
Giliran Joo-wonim mengatakan bahwa departemen storenya akan segera memulai acara sale tahun baru yang biasa diadakan. Setelahnya, semua mengenai rencana Tahun baru.
Joo-won: Hanya katakan “Apa ini yang terbaik? Apa kau yakin? Dan copy semua berkas, berikan padaku. Kau dapat menandatangani hanya apa yang kusuruh kautandatangani. Jangan menerima salam dari para pegawai.
PDVD_341 PDVD_342
Ra-imwon bertanya mengapa. Joo-wonim bilang karena ia selalu seperti itu. Ra-imwon menegurnya,”Walau begitu, perbaiki sikapmu! Mengapa kau selalu seperti itu? Siapapun yang menyalamiku, aku akan menyalami mereka juga. Jangan mendominasi mereka, tapi tetap terhormat. Karisma sejati adalah rasa takut berdasarkan rasa hormat.” “Siapa yang sedang kau coba ajari?” tanya Joo-wonim kesal. “Jika kau tidak suka, maka pergilah dengan wanita lain.” sahut Ra-imwon. “Baik, maka aku punya permintaan lain juga. Berdirilah!” kata Joo-wonim.
Ra-imwon mengikuti Joo-wonim berdiri. “Tutup matamu.” kata Joo-wonim. Ra-imwon dengan enggan menurutinya.
PDVD_348 PDVD_350
Kilas ajaib (dalam tubuh masing-masing):
PDVD_351
Joo-won menghampiri Ra-im dan mendekapnya dalam pelukan yang hangat. Ra-im membuka matanya. “Walaupun tubuh kita tertukar, mari kita berpelukan seperti ini sekali setiap hari..” kata Joo-won. Ra-im tersenyum mengiyakan dan mengulurkan tangannya, balas memeluk Joo-won.
PDVD_353 PDVD_356
Aku suka jika tokoh wanita balas memeluk pasangannya. Kebanykan hanya pria yang memeluk, sementara yang wanita terkesan kaku dengan tangan tetap di samping, walau wajah mereka tersenyum (ingat Jandi pada pelukan terakhir?) .
PDVD_357
Akhir kilas ajaib.
Ra-imwon memulai tugasnya sebagai presdir LOEL dan menaikkan pangkat Ah-young dalam rapat. Ia mengirimkan pesan sms pada Joo-wonim yang berada di sekolah laga. Joo-wonim tersenyum dan meneruskan latihannya.
PDVD_361 PDVD_362
Jung-hwan dan Jong-soo memperhatikan Ra-im latihan dari balkon. Junghwan heran melihar Ra-im tidak sehebat biasanya. “Mengapa ia seperti ini? Apa ia dicampakkan oleh pria yang menghasilkan banyak uang?” Jong-soo menjawab, “Mari kita mencarinya dan memukulinya.” Hehe..
PDVD_368
Mereka berrtemu di sebuah kafe dan berencana untuk bertemu setiap hari sepulang kerja di situ untuk membicarakan kejadian hari itu dan merencanakan untuk keesokan harinya. Ra-imwon menyerahkan dokumen untuk ditandatangani Joo-wonim. Ia juga mengatakan mendapat telepon dari Departemen Pertahanan mengenai latihan wajib militer lalu mengatakan mereka tentu harus mengundurnya. Mengapa kau tidak mengikuti latihan itu saja, sindir Joo-wonim.
PDVD_370 PDVD_371
Tumben kali ini Joo-wonim ngga protes baju Ra-imwon ngga matching hehe…
Munja wa shong…munja wa shong…(bunyi sms Ra-im)”
Ra-im mendapat sms dari ketua fans club Oska yang berisi pemberitahuan pengembalian uang tiket konser Natal Oska. Ra-im berkata, ia sudah mengatakan bahwa ia tidak mau uangnya kembali. Joo-wonim baru tahu mengenai hal ini. Ra-imwon mengeluh karena tubuhnya sedang tertukar ia tidak dapat menghibur Oska yang sedang patah hati. Joo-wonim menatapnya kesal, “Apa kau tidak melihat aku patah hati? Ngomong-ngomong, jika konser itu tidak dibatalkan, kau akan membiarkanku sendiri (pada hari Natal) dan pergi ke konser?”
“Aku berencana pergi ke konser lalu ke sekolah laga. Di sana selalu diadakan pesta Natal setiap tahunnya.”
“Pesta? Apa mereka tahu apa artinya pesta? “ sindir Joo-wonim. Ra-imwon menegurnya dan mengatakan mereka adalah sinterklas bagi satu sama lain. “Kau benar-benar akan pergi? Kau tetap tidak akan mendapat hadiahmu karena kau menangis. Apa yang kalian lakukan dalam pesta itu? Apa kalian akan mengadakan talent show, bertukar kado, dan makan pizza?” tanya Joo-wonim.
“Huh? Bagaimana kau bisa tahu?”
“Apa? Kalian benar-benar melakukan semua itu?!”
PDVD_379
Sayang sekali arti Natal bergeser begitu jauh. Natal bukanlah tentang bersama pasangan, sinterklas, hadiah, dan makan-makan. Sigh….
Oska termenung melihat barang-barang yang telah ia sediakan untuk fansnya pada konsernya. Asistennya mengatakan para fans tidak mau uang mereka kembali, mereka akan tetap menunggu konser Oska. Oska berkata bukankah sudah kusuruh untuk mengembalikan uang mereka. Asistennya menjawab, para fans menolak, mereka mengatakan tidak peduli apa yang telah terjadi mereka ingin Oska tetap konser. Mereka percaya padamu dan akan menunggumu. Dari 2000 fans, hanya 132 yang mengatakan mereka akan melakukan apapun yang mereka mau. Oska walau sedih tetap menyuruh mengembalikan uang para fans. Oska merasa ia bukan orang yang seperti fans-nya pikirkan dan ia tidak layak mendapat kepercayaan mereka, jadi kembalikan uang mereka. Juga ia menyuruh asistennya untuk berpakaian sinterklas dan membagikan semua barang itu pada rumah yatim piatu. Oska bertanya di mana Manager Choi. Asistennya mengatakan Manager Choi sedang membayar gedung, walau konser dibatalkan tetap harus dibayar.
PDVD_380 PDVD_385
Manager Choi dengan lunglai meninggalkan gedung konser. Ia melihat Oska sudah menunggunya di luar. Manager Choi bertanya mengapa Oska ke situ. Oska meminta maaf. Manager Choi dengan sedih berkata, dalam hidup ada saat baik dan saat buruk, sekarang menjadi seperti ini, ia akan mengambil cuti 3 hari. Oska terus meminta maaf. Manager Choi berkata, untuk apa minta maaf, mari kita bersikap baik karena sekarang hari Natal. Manager Choi meninggalkan Oska yang merenung sendirian.
PDVD_392 PDVD_393
Malam harinya, Oska duduk sendirian, memakan biscuit-biskuit yang tersisa. Seul datang. Oska heran melihatnya. “Aku khawatir jadi aku datang,” kata Seul, “kurasa akan lebih baik daripada sendirian. Karena sekarang hari Natal. “ Oska hanya diam memandang Seul. Seul menaruh kuenya di meja dan mengucapkan selamat Natal, lalu ia berbalik pergi. “Apa kau mau kue? Ada kue beras dan minuman juga.” tanya Oska tiba-tiba. Seul duduk dan menawarkan kue untuk Oska. Dengan sedih Oska mengangguk lalu memainkan pianonya.
PDVD_398 PDVD_399
“Terima kasih kalian sudah datang pada konser Natalku. Kalian datang ke konser Natalku, terima kasih! Aku ingin mengucapkan kapada semua yang hadir di sini…… Merry Christmas. Terima kasih banyak telah bersamaku yang seperti ini pada malam ini. “ kata Oska pelan lalu ia memandang Seul dan berkata, “Merry Christmas.”
PDVD_402 PDVD_407
“Here I am…di sini….here I am….” Oska menyanyi dengan lembut. Seul tak dapat menahan air matanya (aku juga…..hiks..), ia menyanyi khusus untuk Seul. “Here I am…saat ini…here I am…di tempat ini, aku di sini sekarang…Walaupun tidaklah cukup… walaupun dengan membuang semuanya tidaklah cukup, aku akan menunjukkan betapa aku sungguh mencintaimu. Kau mungkin tidak pernah tahu tapi…here I am…” Seul sangat terharu.
PDVD_412 PDVD_416
Ra-imwon datang ke sekolah laga membawa hadiah. Ia heran melihat ada pohon natal, banyak hadiah, dan banyak makanan, tidak ketinggalan lilin dan tempatnya, juga bunga-bunga hehe…
PDVD_418 PDVD_419
Ia bertanya pada Jung-hwan bagaimana ia bisa memperoleh semua ini. Jung-hwan bingung, bagaimana bisa kau berpura-pura tidak tahu, Ra-im sudah mengatakannya, terima kasih telah membantu kami. Ra-imwon heran Joo-wonim datang ke pesta. Ra-imwon melihat Joo-wonim dan menariknya, “Mengapa kau datang ke sini?”
“Karena ini malam Natal, “kata Joo-wonim, “Aku datang agar bisa bersama Gil Ra-im. Kenapa?” Bukannya senang Ra-imwon malah khawatir apa yang akan Joo-wonim lakukan.
PDVD_424 PDVD_425
Mereka makan dan minum bersama. Tiba-tiba seorang junior membawa bunga dan berkata ia memiliki sesuatu untuk dikatakan pada Ra-im : “Karena hari ini hari Natal, aad banyak yang ingin kukatakan. Aku akan mengatakan dengan puisi dari nama Gil Ra-im. “ Huuu….semua berbisik.
“Jika puisimu tidak menyenangkan dan tidak menyentuh, aku akan mencoret namamu dari daftar anggota, “seloroh Jung-hwan. Semua mendengarkan.
PDVD_427 PDVD_434
“Gil! Gil Ra-im kakak senior…”
PDVD_436 PDVD_441
Ra (seru semuanya)! “Ra…Ra-im-ah!” (biasanya bila memanggil nama diakhiri dengan –ah atau –ya, menandakan ada kedekatan hubungan). Ra-im won terbelalak kaget, sementar Joo-wonim terlihat mulai kesal.
PDVD_440
Im! “Im…ja (dalam bahasa Korea berarti kamu…panggilan yang sudah kuno)! Terimalah cintaku!” Ia jatuh berlutut dan menyodorkan bunganya pada [Ra-im].
PDVD_442 PDVD_443
Ra-imwon menutup mulutnya, Joo-wonim mendesah kesal. “Oh-my-god!” kata Jung-hwan. Jong-soo tak bisa menahan senyumnya.
PDVD_444
“Awas kau, aku akan membalasmu. “gerutu Joo-wonim. “KAU! Ke sini! Ra-im-ah…Ra-im-ah..aku akan membunuhmu!” seru Joo-wonim sambil bangkit berdiri. Beberapa orang menahannya, sementara beberapa lainnya menarik junior itu pergi. Junior itu terus berteriak, “Senior, jangan pergi dengan pria itu. Walau aku tidak menghasilkan uang sebanyak dia, tapi aku lebih muda!” hahaha…Joo-wonim kembali duduk dengan kesal dan menyuruh Ra-imwon hanya melihat kepadanya.
PDVD_450 PDVD_451
“Cinta segitiga! Pasti menyakitkan…ayo kita memeriahkan suasana.” Kata Jung-hwan. Maka dimulailah acara talent show yang super kocak. Lama-lama Joo-wonim pun menikmati suasana pesta itu, ia ikut tertawa bersama yang lainnya. Sepertinya baru kali ini ia benar-benar tertawa dari dalam hatinya dan membiarkan dirinya merasakan kegembiraan. Ra-Imwon melihatnya dan mengulurkan tangannya, diam-diam menggenggam tangan Joo-wonim di belakang punggung seseorang. So sweet….
PDVD_458 PDVD_465
PDVD_467 PDVD_470
PDVD_480 PDVD_487
Pagi harinya, Ra-im won mencukur wajahnya, ia memandang cermin, “Aroma yang akan memancar dari bibirnya.” Ia menghirup nafas panjang dan memejamkan matanya, “ Jika aku memejamkan mataku seperti ini, aku merasa kita berdiri berdampingan.” Ia tersenyum lalu membuka matanya. Matanya tertuju pada sesuatu. Botol obat Joo-won.
PDVD_493 PDVD_494
Ra-imwon mengira-ngira apa isinya. Ia teringat perkataan Oska ketika ia baru tertukar dengan Joo-won. Oska tersenyum mengatakan serasa bertemu adik kecilnya kembali sejak kecelakaan itu dan cepat-cepat menutup mulutnya karena telah kelepasan bicara. Lalu Oska juga bertanya panic ketika ia mengira Joo-won lupa kode rumahnya. “Mulai kapan? Apa sering terjadi? Selain melupakan kode rumah, apa kau lupa atau ingat sesuatu?” Oska menyuruhnya menelepon Ji-hyeon waktu itu. Ra-imwon memikirkan sesuatu.
PDVD_496 PDVD_498
PDVD_499
Ia pergi ke rumah Oska dan melihat seorang wanita sedang duduk bersama Oska. Ji-hyeon. Ia tersenyum melihat [Joo-won]. Ra-imwon membalas senyumnya namun tidak mengenali Ji-hyeon karena mereka belum pernah bertemu sebelumnya. “Maaf, aku tidak tahu kau sedang ada tamu,” katanya dengan sopan pada Oska. Ji-hyeon bingung melihat sikapnya. Ra-imwon berkata ia akan kembali nanti.
PDVD_501 PDVD_504
“Aku baru saja meminta sedikit pil tidur karena akhir-akhir ini aku tidak bisa tidur nyenyak. Mengapa kau ke sini?” tanya Oska.
“Tidak penting. Aku akan mengatakannya nanti. Silakan teruskan pembicaraan kalian!” katanya memberi salam.
“Itu tidak lucu, aku ada janji jadi aku singgah sebentar sebelum pergi kerja.” kata Ji-hyeon pada Ra-imwon.
Ra-imwon berpikir wanita ini pasti salah satu kenalan Joo-won tapi siapa dia dan bagaimana ia harus bersikap. Dia terlihat bingung dan diam saja. Oska dan Ji-hyeon juga heran melihat sikap [Joo-won].
PDVD_505
Joo-wonim di sekolah laga memandangi foto ayah Ra-im. Ia berkata, “Jika aku berbicara seperti ini pasti terdengar sedang menyanjungmu, tapi aku merasa pernah melihatmu sebelumnya dan memiliki hubungan yang dekat. Aku merasa seperti itu.” (Jadi, ia pernah bertemu ayah Ra-im….)
PDVD_512 PDVD_513
Jong-soo datang membawakan kopi dan bertanya apa sudah waktunya. Joo-wonim protes karena kopinya kopi instan sementar kopi Jong-soo kopi seduh, tapi ia tetap meminumnya. Jong-soo berkata, menurut kalender Cina bukankah waktunya jatuh pada tanggal 5 December. Joo-wonim bingung, hari apa. Jong-soo terkejut mendengarnya. Cepat-cepat Joo-wonim menebak, ah…apakah hari ulang tahun sutradara. Jong-soo menatap Ra-im dengan heran.
PDVD_517 PDVD_518
“Ada apa denganmu pagi ini?” tegur Oska. “Cuma bercanda, “kata Ra-imwon. “Lama tak berjumpa!” Ra-imwon menyapa Ji-hyeon. Ji-hyeon bingung, apa yang kaubicarakan, baru beberapa hari yang lalu kita bertemu. Ra-imwon diam tak bisa berkata apa-apa. Ji-Hyeon meninggalkan Oska dan Ra-imwon.
PDVD_525 PDVD_526
“Ayo cepat katakan padaku! Aku mau tidur” kata Oska. “Yang ingin kukatakan adalah, sebelum ini kau menyuruhku menelepon Ji-hyeon,” Ra-imwon duduk di sofa. “Lalu kenapa?” tanya Oska malas. “Jadi aku mau meneleponnya, aku menghapus semua nomor telepon di kontakku. Apa mungkin kau tahu nomor telepon Ji-hyeon?” tanya Ra-imwon pelan.
Oska menatap tajam Ra-imwon, “Nomor telepon Ji-hyeon?”
“Ya, ada sesuatu yang mau kutanyakan. Apa kau mengetahuinya?”
Oska tak menjawab, ia menatap Ra-imwon dalam-dalam. Ra-imwon bingung, kenapa.
PDVD_527 PDVD_528
Joo-wonim mengatakan pada Jong-soo bahwa ia sedang bingung. Jong-soo bertanya apa yang sedang kau bingungkan, apa kau mengatakannya karena kau tidak mau memberi hadiah ulang tahun padaku. Joo-wonim menghela nafas lega. Jong-soo menatapnya dan berkata, “Senior Kim Ji-hoon meneleponku dan bertanya bagaimana kabarmu saat ini.” Joo-wonim berpikir sebentar, “Ah, benarkah? Apa aku punya nomor teleponnya? Aku akan meneleponnya nanti.” Lalu ia membalikkan tubuhnya. Tapi Jong-soo terus menatapnya hingga ia kembali memandang Jong-soo. “Kenapa? Ada apa?” tanyanya.
PDVD_530 PDVD_534
Jong-soo menatapnya tajam dan berkata, “Siapa kau? Kau bukan Gil Ra-im, bukan?”
“Kutanya siapa kau, kau bukan Kim Joo-won!” kata Oska.
“Senior Kim Ji-hoon telah meninggal 3 tahun lalu. 5 Desember bukanlah hari ulang tahunku, tapi hari ketika ayah Ra-im meninggal.” kata Jong-soo tajam. Joo-wonim terkejut.
PDVD_539 PDVD_540
“Wanita yang baru saja pergi adalah Ji-hyeon. Dokter Kim Joo-won, Park Ji-hyeon. Siapa kau? Di mana sepupuku Kim Joo-won?” seru Oska. Ra-imwon terpana.
PDVD_546 PDVD_545
Ketahuan.
Komentar:
Akhirnya aku tahu apa alasan mereka tertukar waktu pertama kali. Dibandingkan ketika mereka pertama kali tertukar, terlihat jelas sekali perubahan mereka. Pada awalnya mereka saling mementingkan diri masing-masing dan berlaku seenaknya tanpa menghiraukan yang lainnya. Sekarang mereka bekerja sama dalam menghadapi situasi itu dan saling membantu. Walau akhirnya mereka ketahuan.
PDVD_336 PDVD_345
Mengenai wajib militer, Hyun Bin memang berencana masuk wamil bulan Maret ini dan ingin bergabung dengan angkatan laut. Saat ini ia sedang menunggu hasil wawancara yang akan dikonfirm pada tanggal 20 Januari.
Biasanya selebritis yang masuk wamil memilih untuk bergabung dengan divisi humas. Tapi Hyun Bin memilih mendaftar jadi tentara. Ketika ditanya mengapa ia melakukan itu, ia menjawab ingin melayani negara sama seperti yang orang lain lakukan. Angkatan laut adalah divisi yang tidak hanya keras dan berdisiplin tinggi tapi juga berbahaya. Dua marinir tewas dan 16 terluka pada serangan Korut ke pulau Yeonpyeong yang terjadi belum lama ini.
Hyun Bin lolos test sit-up dan push up dengan nilai luar biasa mendekati sempurna (kalau aku yang nge-tes, pasti udah ngga bisa ngitung) yaitu 29 dari 30. Para pewawancara juga terkesan dengan jawaban Hyun Bin saat wawancara hingga sepertinya tidak akan ada masalah untuk Hyun bin bergabung dengan angkatan laut. Amazing Binnie…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar