FADHLY MUHAJIR
FADHLY MUHAJIR


Free Blog Content

Minggu, 30 Oktober 2011

Sinopsis Secret Garden Episode 20 (Final)

PDVD_486
“Jadi mulai sekarang aku tidak akan hidup sebagai anak ibu. Maafkan aku, aku telah hidup menjadi anakmu selama 34 tahun, aku akan menjalani sisa hidupku sebagai suaminya (Ra-im). Aku tahu kau tak akan menerimanya, aku hanya memberitahukannya padamu.”
Ibu Joo-won marah dan putus asa, “ Atas ijin siapa?! Apa dia yang menyuruhmu melakukan hal ini? Apa dia yang mengusulkan kalian berdua kawin lari? Itu menunjukkan dia dibesarkan dengan tidak benar.”
PDVD_000 PDVD_002
Joo-won menjawab dengan tenang, “Gil Ra-im bukan wanita seperti itu.”
“Dan kau juga bukan orang seperti ini!” seru ibu Joo-won.
“Benar, itulah sebabnya aku tahu kau tidak bisa menerima keputusanku. Tapi kuharap kau bisa mengerti betapa bahagianya aku. “
“Orangtua mana yang tidak ingin anaknya bahagia? Tapi yang kaurasakan saat ini bukanlah kebahagiaan. Saat ini kau hanya berhalusinasi. Kau tersihir olehnya. Setiap orang pernah mengalami hal seperti ini dalam hidupnya. Seperti ketika aku bertemu ayahmu….Tapi pada akhirnya orang yang lelah dan lebih dulu meninggalkan kita adalah mereka, bukan kita. Mengapa kau tidak menyadari hal itu?”
“Semua itu mungkin terjadi padamu. Tapi aku…tidak akan membiarkan dia meninggalkanku. Itulah sebabnya aku ingin kau hadir dalam pernikahanku. Aku tidak tahu kapan tepatnya, tapi aku ingin kau melihat sendiri ketika aku menikah.” Joo-won meyakinkan ibunya pernikahannya akan bahagia dan sampai selamanya, itulah sebabnya ia ingin ibunya hadir.
“Tidak akan pernah. Mungkin setelah aku mati. Sampai aku mati, aku tidak akan mengijinkanmu menikah dengannya. Jangan bermimpi mengenai itu,” sahut ibunya dingin.
Joo-won akhirnya berkata, “Aku akan pergi sekarang.” Ibunya terpaku, menyadari anaknya akan pergi meninggalkannya, tapi harga dirinya tidak membiarkan dia mengubah keputusannya. Di luar, Joo-won memejamkan mata dan menarik nafas dengan berat hati. Sebenarnya ia juga sedih namun ia telah mengambil keputusan untuk hidup bersama Ra-im dan pergi meninggalkan ibunya seorang diri.
PDVD_004 PDVD_006
Aku agak bingung sama ibunya Joo-won, kalau dia berpikir anaknya suatu saat akan ditinggalkan berarti Joo-won tidak bisa menikah dengan siapapun dong. Itukah sebabnya bagi ibu Joo-won tidak perlu cinta, yang penting menguntungkan, sehingga ketika suatu saat pasangannya meninggalkannya, tidak ada sakit hati, yang ada investasi yang buruk. Tapi bukankah itu berarti anaknya akan hidup seorang diri tanpa ada seorangpun yang mencintainya di sisinya?
Ra-im berjalan pulang sendirian. Ia menyadari dirinya diikuti seseorang. Akhirnya ia menghampiri mobil itu dan mengetuk kaca mobilnya. Pengemudinya, Sekretaris Kang, keluar menemui Ra-im. Ra-im memberi minuman padanya, “Karenaku, kau pasti bekerja keras. Padahal cuaca begitu dingin akhir-akhir ini.” Sekretaris Kang meyakinkan Ra-im, suatu saat semua ini akan berakhir dan berkata bahwa dalam hatinya sebenarnya ia mendukung Ra-im. Benarkah, tanya Ra-im senang. Sejak awal, kata Sekretaris Kang meyakinkan.
PDVD_013 PDVD_015
“Apa kau akan pergi ke suatu tempat?” tanya Sekretaris Kang, “begini, aku memang harus mengikutimu jadi bagaimana kalau aku sekalian memberimu tumpangan?” Ra-im menyetujui dan meminta tolong Sekretaris Kang mengantarnya ke suatu tempat.
Ra-im pergi menemui Ji-hyeon. Ji-hyeon mengatakan walau sudah berkali-kali melihat catatan medis Ra-im ia tidak mengerti bagaimana Ra-im bisa sadar kembali. Menurut Ji-hyeon, bila hal ini terjadi pada anak kecil masih mungkin, tapi melihat catatan medis Ra-im (yang banyak luka dan memar), tidak mungkin Ra-im bisa sadar kembali. Ra-im mengatakan ia mengetahui itu. Secara medis tidak bisa dijelaskan mengapa ia bisa hidup kembali (setelah kematian otak), bagi Ra-im ini adalah sebuah mujizat. Ji-hyeon mengatakan itu bukanlah mujizat, hanya saja dunia kedokteran belum memahaminya.
Ra-im bertanya bukankah Ji-hyeon bilang ia (Ra-im) pernah menemuinya, tapi itu bukan dirinya. Orang yang Ji-hyeon temui adalah Kim Joo-won. Ji-hyeon heran. Keajaiban yang dunia kedokteran belum temukan telah kami alami bersama. Ji-hyeon tidak mengerti maksud perkataan Ra-im. Ra-im hanya tersenyum.
PDVD_021 PDVD_022
Jong-soo meminta Joo-won menemuinya. Joo-won kira ada orang yang membayarkan pinjaman Jong-soo lagi hingga Jong-soo mencarinya, kali ini bukan dia. Ternyata benar ingatanmu telah kembali, uangmu sudah lama kukembalikan, periksalah, kata Jong-soo.
Jong—soo berkata ia ingin membicarakan Ra-im. Aku tidak ingin membicarakan wanitaku denganmu., timpal Joo-won. “Aku ingin meminta sesuatu untuk yang pertama dan terakhir kalinya,“ kata Jong-soo.
“Walau aku tidak tahu apa yang akan kaubicarakan, tapi bicaralah apapun itu. Kau berhak membicarakan Gil Ra-im,” sahut Joo-won. Walaupun ia tidak ingin membicarakan Ra-im dengan Jong-soo tapi ia tahu Jong-soolah yang selama ini menjaga dan melindungi Ra-im dan berhak unutk membicarakannya.
Jong-soo tersenyum, “Biasanya kita membicarakan hal ini sambil minum alcohol, tapi aku sudah melihat kebiasaan minummu.“
Joo-won tersenyum, “Ternyata awalnya lebih buruk dari dugaanku. Kita mungkin berakhir dengan perkelahian (jika mereka minum lagi).”
PDVD_026PDVD_025
“Aku ingin menjadi ayah, kakak, dan pria Gil Ra-im. Tapi sekarang, ini adalah tugasmu. Untuk menjadi ayah, kakak, dan prianya. Tolong lakukan itu.” kata Jong-soo.
“Jika aku menolak?”
Jong-soo terkejut.
“Aku hanya ingin menjadi pria Gil Ra-im. Aku ahli dalam hal itu. Jadi bagian menjadi ayah dan kakaknya, kau saja yang lakukan. Jangan biarkan dia menjadi yatim piatu,” lanjut Joo-won.
Ra-im dan Joo-won di dalam mobil hendak pergi ke suatu tempat. Joo-won menelepon Oska dan bertanya apakah mereka (Oska dan Seul) sudah tiba di sana. Ra-im bingung dan bertanya apakah hari ini hari special (ulang tahun atau semacamnya), apakah mereka akan makan bersama. Joo-won menjawab baik makan atau apapun, apakah kau akan menggenggam tanganku? Apa kau pikir aku ini pembangkit selera makan, tanya Ra-im, kita mau ke mana sebenarnya. Kau akan tahu jika kita sudah tiba, senyum Joo-won penuh rahasia.
Ternyata mereka pergi ke catatan sipil. Ra-im bertanya mengapa mereka ke sini. Joo-won berbalik menatapnya dan berkata, “Jika kau ingin melarikan diri, larilah sekarang. Karena tidak akan ada kesempatan lagi.”
Ra-im masih bingung. Joo-won menariknya masuk. Tapi Ra-im menahannya, “Apa mungkin…” (Dasar Joo-won masa ngga ngomong dulu sih maen tarik aja haha..ngga romantis banget)
PDVD_036 PDVD_034
Joo-won mengangguk, “Aku sudah memutuskan menjadi suamimu.”
Ra-im terpana lalu melepaskan tangan Joo-won, “Atas ijin siapa?”
“Karena aku mengatakannya. Ini adalah 10 menit terakhir sebelum kau menjadi wanita yang sudah menikah. Apa ada hal terakhir yang ingin kaulakukan (kok kaya mau dihukum mati hehe…)?”
Ra-im menatapnya sedikit kesal, “Kau ini jahat. Tanpa mengucapkan ‘aku mencintaimu’, kau menjadikanku wanita yang sudah menikah.“ Ra-im menginginkan lamaran yang lebih romantis dari ini tentunya.
“Untuk apa aku mengatakan kata-kata kosong seperti itu? (bukannya udah pernah ya)” sahut Joo-won kalem, “Hanya karena aku mencintaimu bukan berarti aku mau menjadi suamimu.”
“Kalau begitu apa? Apa karena kau pemimpin kelas social atau semacamnya (maka Joo-won mendadak mau menikah)…?”
“Sudah kubilang kau ini bodoh. Bukan karena aku mencintaimu. Tapi karena aku hanya mencintaimu. Jika bukan kau, maka aku tidak memiliki siapapun lagi. Kau wanita hebat.”
Ra-im tersenyum mendengarnya. Joo-won mengulurkan tangannya, “Tidak ada bunga, lilin, maupun wine. Bahkan tidak ada cincin. Tidak akan ada hal-hal seperti itu. Tapi, apakah kau tetap mau menjadi istriku?”
Ra-im menatap Joo-won dan mengulurkan tangannya. “Tentu saja,” jawabnya singkat, padat, dan jelas. Joo-won tersenyum dan menggenggam tangan Ra-im dengan lembut.
PDVD_046 PDVD_048
Seul dan Oska sudah menunggu di dalam. Seul mengucapkan selamat pada mereka. “Kakak seperti apa yang bahkan menjadi saksi? Ini pertama kalinya aku menjadi saksi pernikahan, ketahuilah aku sangat-sangat senang,” seloroh Oska.
PDVD_049 PDVD_050
Mereka berempat tersenyum. Joo-won menandatangani surat nikah lalu memberikannya pada Ra-im. Saat Ra-im menandatanganinya, Joo-won berkata, “Mari kita menunggu ijin ibu untuk mengadakan acara pernikahan kita. Setidaknya aku ingin ibuku menyaksikan pernikahan kita.”
“Mengapa kau mengkhawatirkan hal itu? Aku juga ingin membawa ibu,” sahut Ra-im. Joo-won berterima kasih, lalu protes kenapa Ra-im begitu lama menulis sedangkan dia begitu cepat. “Tinggal memberi tanda saja,” sahut Ra-im.
Oska melongo menatap surat nikah di tangannya. Kedua tandatangan itu diberi tanda hati (kaya tandatangan Ra-imwon hehe…). Joo-won dan Ra-im hanya mengangkat bahu.
PDVD_059 PDVD_069
PDVD_071 PDVD_072
“Bagaimana jika kalian berdua menandatanganinya?” kata Joo-won. Oska dan Seul bergantian menandatangani. Joo-won dan Ra-im melihat tanda tangan Oska: Oska, be happy! (tanda tangan untuk fans) Mereka menatap Oska, Oska dengan cuek mengangkat bahu.
PDVD_073 PDVD_075
Joo-won menunjukkan surat nikah itu pada Ra-im, “Sekarang setelah kau secara eksklusif memiliki seorang pria seperti diriku, kau boleh berteriak dengan gaya ‘kyaaa’ lucumu. Aku tidak keberatan.”
Ra-im tertawa tak percaya, lalu melompat ‘kyaaa’ dengan gaya lucu. Oska dan Seul terperangah melihatnya. Ngga nyangka kali ya Ra-im bisa kaya anak kecil^^
PDVD_076 PDVD_081
Joo-won berkata mereka akan memberitahu seluruh dunia bahwa mereka telah menikah lalu langsung menarik Ra-im pergi. Oska mengangguk-angguk dan menyikut Seul, “Ayo kita tulis juga.”
PDVD_082
Seul dan Oska mempersiapkan kamar pengantin untuk Joo-won dan Ra-im di rumah Joo-won. Mereka menghias dengan balon-balon, menaburkan kelopak bunga. Oska bertanya mengapa Seul mendapat ide seperti ini. Seul menjawab ia akan lebih merestui mereka untuk menggantikan orang-orang yang tidak bisa merestui pernikahan mereka. Ia lega ingatan Joo-won sudah kembali.
Oska mengatakan ia mempelajari sesuatu dari hubungan Ra-im dan Joo-won, seiring berlalunya waktu, kenangan yang buruk pun dapat berubah menjadi saat-saat yang bahagia. “Jadi mulai sekarang, bagaimana kita saling mencintai, bagaimana kita putus, bagaimana kita bertemu kembali, aku akan mencoba mengingat semuanya.”
“Kenapa? Mengapa kau tidak melupakan semuanya seperti sebelumnya?” olok Seul.
“Kau tidak bisa melupakan sesuatu hanya karena kau ingin melupakannya (bener banget..). Ini karena usiaku (jadi cepet lupa),”sahut Oska. Seul tertawa geli.
“Mengapa kau menyerang kelemahanku? Jadi artinya kau akan membuat MV-ku sebelum terlambat (sebelum Oska lupa semuanya),” kata Oska.
“Apa kau akan membayarku dengan mahal?” tanya Seul.
“Tentu saja, aku akan memberimu sangat banyak!” seru Oska, lalu ia memeluk Seul dengan senang, “Kau akan melakukannya? Benar?”
Seul tersenyum, “Tapi mengapa kau selalu memelukku setiap ada kesempatan?” Oska tersenyum malu.
PDVD_088 PDVD_089
“Kalau begitu mengapa kau mengencaninya?” terdengar sebuah suara. Sang pemilik rumah.
Oska terkejut dengan kedatangan Joo-won, dan Ra-im pastinya. Joo-won bertanya apa yang ia lakukan di kamar bulan madu mereka. Oska menunjukkan seluruh kamar, kami melakukan ini. Kau sedang melakukan hal yang lain, kata Joo-won. Itu cuma sebentar, sahut Oska. Lalu ia berkata pada Ra-im ini adalah hadiah dari ibu perinya. Ra-im sangat senang dan berterima kasih pada mereka.
PDVD_094
“Ini indah sekali. Terima kasih, Sutradara.”
Seul tersenyum, iya nikmatilah malam kalian bersama. Joo-won juga berterima kasih padanya bahkan menambahkan jika mereka bertemu saat ia berumur 21 tahun pastilah akan lebih baik. Ra-im mendelik dan Oska melotot. “Hei, sebelum kau menikmati malam pertamamu, kau mau mengalami hari terakhirmu?” tanya Oska kesal. Maksudku kau tidak sebanding dengannya (Seul), kata Joo-won, pergilah, kami harus…. Ra-im mencubit paha Joo-won. Ah! Memangnya kenapa? Gerutu Joo-won kesakitan.
Oska mengajak Seul pergi sambil berkata ini sudah terlalu malam, haruskah Seul pulang haha^^
Ra-im memarahi Joo-won, itu sangat memalukan mengapa kau melakukannya (mengatakan mereka akan melakukan sesuatu di depan Seul dan Oska). Apanya yang memalukan, kita sekarang sudah menikah, sahut Joo-won. Ia membuka tangannya hendak memeluk Ra-im, kemarilah. Jangan lakukan itu, sahut Ra-im.
PDVD_101 PDVD_104
“Mengapa ‘jangan lakukan itu’? Aku harus mengatakan “Kim suhanmu keobugiwa durumi…” lagi? Kemarilah!” ia berusaha memeluk Ra-im tapi Ra-im berkelit. “Ah, wanita ini! Diam di situ!” Ia berusaha menangkap Ra-im tapi Ra-im kembali berkelit hingga Joo-won terjatuh di tempat tidur. Joo-won kesal dan hendak berdiri tapi Ra-im menyuruhnya diam di tempat. Joo-won bengong.
PDVD_107 PDVD_109
“Diam saja di situ.” Ra-im mendorong Joo-won lalu ia berbaring di atasnya. Joo-won tersenyum nakal, “Ah wanita ini, ternyata kau juga memiliki sisi yang seperti ini.” Ra-im tersenyum dan menciumnya. Malam pengantin yang indah.
PDVD_110 PDVD_114
Hari-hari bahagia pun mereka lalui bersama.
Mereka berjalan bersama-sama.
PDVD_117
Membaca buku di tempat tidur bersama. Joo-won menyuapi Ra-im strawberry penuh krim. Meninggalkan sisa-sisa krim pada bibir Ra-im. Joo-won tersenyum penuh arti melihatnya. Ra-im mengerti senyum Joo-won dan terperangah tak percaya. Joo-won menarik selimut hehe…
PDVD_122 PDVD_124
Suatu saat ketika mereka membaca buku bersama, Joo-won menunjukkan buku ‘Alice in Wonderland’ pada Ra-im. Ra-im melihatnya dan teringat saat mereka harus berpisah, ia bertanya apakah Joo-won sudah melihatnya. Sudah, jawab Joo-won, tapi sepertinya akhir little mermaid berbeda dengan akhir kita. Apa maksudnu, tanya Ra-im. Ia membuka kertas itu dan membaca tulisan tangan Joo-won. Ia tertawa lalu berkata, “Presdir Kim, akhirnya buruk sekali.”
Joo-won kesal, “Itu yang terbaik, sini kembalikan! Apa kau tahu apa itu cinta?”
PDVD_132 PDVD_135
“Memangnya kau tahu?” tanya Ra-im mengejek, “Apa yang kau katakan sebelumnya? Little Mermaid adalah cerita cinta terkenal kedua dalam sejarah manusia?”
Itu benar, jawab Joo-won. Kalau begitu bagaimana dengan Snow White? Tanya Ra-im. Seorang wanita kelas atas merawat 7 orang kerdil, setelah ia dicium oleh seorang pria kelas atas, ia langsung mencampakkan semua orang kerdil itu, kata Joo-won. Ra-im tersenyum geli, bagaimana dengan Sleeping Beauty?
Joo-won menjawab, itu bercerita mengenai seorang wanita kelas atas yang tidak ada pekerjaan lain kecuali tidur, hingga menimbulkan masalah dalam masyarakat. Jadi dia bertemu dengan seorang pria kelas atas. Lalu pria itu berkata, “kau akan belajar memperoleh apa yang kau inginkan jika kau bekerja keras mendapatkannya.”
Wah, bisik Ra-im “kagum” dengan pemahaman Joo-won akan kisah cinta wanita kelas atas dan pria kelas atas. “Setelah kupikir-pikir, karena mereka adalah putri yang cantik (Snow White, Sleeping Beauty), pangeran jatuh cinta pada mereka pada pandangan pertama. Bagaimana bisa kau mendapatkanku dengan wajah seperti itu?” tanya Joo-won pada Ra-im. Ra-im menggigit bibirnya kesal, lalu bangkit dan memukuli Joo-won, “Kemari kau, kau selalu bilang aku cantik!”
Joo-won berjalan menghindari Ra-im. Ra-im mengejarnya, “Bukankah kau bilang ‘sejak kapan Gil Ra-im begitu cantik’?” Joo-won terus menghindar, “Hei, ketika seorang pria merayu seorang wanita,, kata-kata apa lagi yang dapat ia ucapkan? Yang kupikirkan adalah ‘apa kau tahu betapa jeleknya wajahmu menangis dia tas wajahmu yang jelek?’. ” Ra-im mengancamnya, “Sebaiknya kau diam di tempat.”
PDVD_142
“Jika kau jadi aku apa kau akan diam? Kau bahkan memiliki rambut pendek. Lalu…” Joo-won tidak dapat meneruskan kalimatnya karena Ra-im mengejarnya. Haha…kayanya hubungan mereka tidak akan pernah membosankan deh ^^
Joo-won dan Ra-im menemui kakek Joo-won dan Ny. Park. Kakek Joo-won marah mendengar Joo-won dan Ra-im telah mendaftarkan pernikahan mereka. Ia bertanya apakah ibunya mengetahui hal ini. Ny. Park menenangkan kakek Joo-won. Joo-won mengatakan ibunya tidak menyetujuinya jadi ia melakukannya sendiri. Ia berharap kakeknya dapat merestuinya.
“Kau ini tidak baik. Kau pasti salah paham. Aku berada di pihak ibumu. Di pihak anakku, bodoh!” seru kakek Joo-won marah.
PDVD_150
“Jangan begitu, bagaimanapun mereka sudah menikah,”kata Ny. Park. “Tetap saja tidak sopan, aku akhirnya bertemu dengannya (Ny. Park), istri yang kucintai, setelah mengakhiri 3 pernikahan yang dijodohkan. Apa hebatnya kau? Anak muda akhir-akhir ini hanya memikirkan diri mereka sendiri. Mereka sangat egois.,” omel kakek Joo-won lagi, jangan-jangan dia iri Joo-won langsung menemukan wanita yang dicintai tanpa perlu menikah lewat perjodohan.
“Presdir Kim, ibumu itu seorang yang patut dikasihani. Dengan saudara tiri dan ibu tiri sepertiku, dia tidak memiliki tempat untuk memberikan hatinya. Seluruhnya ia curahkan padamu. Kurasa kau harus baik terhadapnya. Walau sulit, walau dia bersikap kejam. Bersabarlah,” nasihat Ny. Park dengan bijak.
“Tidak ada masalah mengenai itu. Aku benar-benar minta maaf,” kata Ra-im pada kakek Joo-won.
PDVD_153 PDVD_155
“Jika kau akan meminta maaf lalu mengapa kau melakukannya? Bagaimanapun untuk mendapat persetujuanku, kau harus mendapat persetujuan ibumu dulu. Jika tidak aku juga tidak akan menyetujuinya,” kakek Joo-won menegaskan.
Ra-im sedih mendengarnya, juga merasa bersalah. Joo-won memandangnya khawatir. Setibanya mereka di rumah Joo-won bertanya apa yang Ra-im pikirkan karena ia diam saja. Apa ia memikirkan perkataan kakek Joo-won? “Bukan begitu, hanya saja kupikir mungkin seharusnya kita bertemu dengan ibumu dulu (sebelum kakek Joo-won). Kita tidak memikirkannya,” sesal Ra-im.
PDVD_158
Joo-won menghiburnya, “Kita akan bertemu dengannya secepatnya.” Ra-im bertanya apa Joo-won sudah memutuskan untuk menemuinya, apakah ibu sudah tahu (mengenai pernikahan mereka)? Belum sempat Joo-won menjawab, Oska berlari menghampiri mereka mengabarkan ibu Joo-won masuk rumah sakit karena pingsan, sepertinya ia mengetahui mereka telah menikah. Ra-im semakin merasa bersalah sementara Joo-won tenang saja, sudah kubilang kau akan secepatnya bertemu dengannya. Ternyata Joo-won yang mengirimkan surat sensus (kalo di sini kartu keluarga kali ya) pada ibunya.
Joo-won menemui ibunya di rumah sakit dan menanyakan keadaannya. “Apa orang yang baik-baik saja akan berada di rumah sakit? Apa yang sudah kaulakukan?!”
PDVD_163
“Aku merasa kau akan menyerah sebelum kau bernegosiasi. Seperti yang kau lihat Kim Joo-won dan Gil Ra-im sudah menikah,” sahut Joo-won. Ia tahu ibunya akan menyerah setelah ia mendaftarkan pernikahannya.
Saking kesalnya, ibu Joo-won mengambil bantal hendak melemparkannya pada Joo-won tapi ia tak mampu melakukannya. Ia menangis dan menjatuhkan bantalnya. Joo-won sebenarnya sedih melihat ibunya seperti itu tapi ia menahannya.
PDVD_167
“Baiklah. Aku kalah. Kalian menang. Kau sekarang bukan anakku lagi. Untuk beberapa tahun kau mungkin bahagia. Mungkin beberapa tahun lagi pun kau bahagia. Tapi pada akhirnya suatu hari kau akan menyesalinya. Asalkan kau tahu ini, lanjutkanlah,” kata ibu Joo-won.
“Aku juga tahu. Sedikitnya sekali, aku pasti menyesalinya. Tapi walaupun ada kalanya aku menyesalinya, aku akan menjalani sisa hidupku, hidup dan menyesal bersamanya (Ra-im).” Mata Joo-won berkaca-kaca melihat kekerasan hati ibunya.
“Baik, hiduplah demikian. Karena kau pergi, meninggalkan orangtuamu, kau tidak akan pernah bisa kembali. Maka sekarang haruskah kita mulai bernegosiasi?” tanya ibu Joo-won.
“Mengenai departemen store, jika kau menyuruhku pergi, aku akan pergi. Tapi tidak ada lagi orang yang dapat kaupercaya selain aku. Daripada menyerahkannya pada orang lain, bukankah lebih baik aku yang mengurusnya?”
“Tentu saja kau lebih baik. Aku juga tahu hal itu, jadi uruslah departemen store. Namun, mengenai sahammu dalam perusahaan, pembagian keuntungan atas saham-sahammu, semua fasilitas yang kauterima karena kau adalah anakku, kembalikan semuanya padaku. Demikian juga dengan saham resort, golf resort, dan hotel. Dan rumah yang kautempati sekarang, walau kau yang membangunnya, namun tanah tempatnya dibangun adalah milikku. Bayarlah tanah itu padaku,” kata ibu Joo-won dingin.
Joo-won menuruti semuanya. “Pergilah, pada orang asing yang bahkan bukan keluarga, aku tidak ingin menunjukkan diriku yang seperti ini.” Lalu ia berteriak memanggil pelayannya. Joo-won menatap ibunya dengan sedih.
PDVD_177 PDVD_179
Direktur Park sedang mencari pekerjaan baru. Ia menunjukkan surat lamaran kerjanyanya pada mantan asistennya, “Bagaimana? Aku sudah berusaha tersenyum dengan tertawa. Apakah aku terlihat seperti orang yang memiliki kemampuan?”
Asistennya menjawab jujur, “Kurasa kau lebih mirip seorang pria single di daerah pedesaan yang sedang mencari istri.” Haha… tiba-tiba telepon Direktur Park berbunyi, dari Joo-won. “Presdir mencariku. Mengapa ia mencariku? Why?”
PDVD_184 PDVD_185
Joo-won bertemu dengan Direktur Park di rumahnya. “Direktur Park, aku tahu begitu kau lulus SMA, kau langsung bekerja. Dan untuk mencapai posisimu, kau sudah melewati dan mencapai banyak hal. Tapi bagaimanapun, posisiku bukanlah posisi untukmu. Bukan karena aku cucu Presiden tapi karena aku lebih kompeten daripadamu.”
Direktur Park membenarkan tapi ia sudah dipecat jadi mengapa Joo-won mengatakan semua ini. “Asalkan kau tidak menjadi lawanku, kau adalah pekerja yang hebat. Dan kau adalah orang yang dapat kuandalkan. Percayalah pada kemampuanmu. Dan capailah tempat tertinggi, setelah aku. Apa kau bisa membantuku?” Direktur Park tersentuh dengan ucapan Joo-won.
PDVD_187 PDVD_188
Joo-won pun kembali menjalankan tugasnya sebagai presdir departemen store, didampingi oleh Direktur Park. Kali ini mereka semua tersenyum saat berjalan. Ibu Oska yang mendengar kabar Direktur Park diterima kembali bekerja oleh Joo-won, segera datang mengunjungi Direktur Park dan mengingatkan kesepakatan di antara mereka.
PDVD_192 PDVD_195
Direktur Park tidak terlihat senang melihat ibu Oska . Ia berkata ketika ia tidak punya pekerjaan, ia beberapa kali menelepon ibu Oska namun tidak diangkat. Ibu Oska berkilah, aku sedang sibuk, itulah sebabnya ia datang, untuk memastikan kesepakatan mereka masih berlaku. Direktur Park menjawab, gaya(style)nya adalah sekali marah tetap marah. Ia meninggalkan ibu Oska dan tidak menghiraukan panggilannya.
Jung-hwan dan teman-teman Ra-im tidak percaya apa yang mereka lihat, apa itu asli? Ternyata Ra-im menunjukkan surat nikahnya (kok aneh ya surat nikah dibawa ka mana-mana, punya dilaminating dan disimpan di tempat aman hehe..emangnya deposito, di tempat aman :p)
PDVD_201 PDVD_204
“Aku sekarang sudah menikah, jadi sekarang aku lebih dituakan dari kalian semua,” kata Ra-im. Semua bengong, kasihan Sang-min patah hati dan berlari sambil menangis. Temannya masih meragukan surat itu asli. Bahkan Jung-hwan bertanya apa Ra-im memukuli “orang yang menghasilkan banyak uang” untuk menandatanganinya. Sepertinya karena aku sering memukulinya, ia menjadi milikku, kata Ra-im sambil tertawa.
“Bagaimana bisa kau menjadi seorang istri sebelum menraktir kami makan mie,” gerutu Jung-hwan. Jadi kau sudah mendaftarkan pernikahanmu tapi belum mengadakan upacara pernikahan, apa kau sudah…Jung-hwan membentuk gerakan tangan, mengisyaratkan mual (hamil). Ra-im memandang Jung-hwan dengan kesal.
Sekedar info, pesta pernikahan di Korea disebut “Kook soo sang”, atau “Pesta mie” dan dapat juga termasuk berbagai macam makanan lainnya sesuai musim. Makanan utamanya adalah sup mie, yang disebut kook soo. Mie yang terbuat dari gandum direbus dan dimasukkan dalam kuah kaldu sapi bening, dihiasi sayuran dan telur. Seperti di Cina, mie adalah symbol umur panjang dan hidup bahagia (makanya ada menu mie ulang tahun (hong-to mie) di restoran Cina).
Dan juga wanita yang sudah menikah otomatis dianggap lebih tua. Kaya di sini kali ya, begitu menikah langsung panggilannya berubah, dari kakak jadi tante, dari neng jadi ibu ^^
Jong-soo menghampiri mereka. Jung-hwan melaporkan betapa hebatnya Ra-im, mengurus surat-surat lebih dulu. Aku tahu, kata Jong-woo, lalu memberi selamat pada Ra-im. Jong-soo menyerahkan sebuah scenario dan menyuruh Ra-im membacanya karena film ini akan menjadi proyek Ra-im berikutnya. Judulnya “Sector 7”, ini benar-benar judul film yang akan dibintangi Ha Ji-won setelah Secret Garden selesai. Ra-im bertanya apa perannya. Jong-soo menyuruh Ra-im mempelajari peran utama dan memintanya jangan cedera kali ini. Ra-im berterima kasih padanya dan mengatakan akan melakukan yang terbaik.
PDVD_209 PDVD_211
Jung-hwan dan teman-temannya memutuskan mendatangi Joo-won. Mereka menemui Joo-won di kantornya. Joo-won bertanya mengapa mereka datang membawa suasana seperti ini. Hehe…Jung-hwan dan 3 sunbae (Senior) Ra-im yang mengenakan jaket besar agar terlihat lebih “mengancam”, memandang Joo-won dengan tajam, bagaikan gangster penagih hutang.
“Joo-won kita-yang–kaya-yang -menikah-sebelum–acara-pernikahan, perlukah kita duduk?” kata Jung-hwan mendongakkan kepalanya.
PDVD_212 PDVD_215
“Apakah tradisi kalian langsung menuduhku dan datang kemari begitu mendengar suatu kabar?” tanya Joo-won tidak terpengaruh.
“Jadi kau mengatakan kau sudah mengesahkan dokumennya bukan? Kau sudah menangkap dagingnya (Ra-im) bukan? Hai, semuanya!” Jung-hwan pikir karena Joo-won sudah mendapatkan Ra-im maka ia tidak akan menghormati mereka lagi. Teman-teman Ra-im mengeluarkan tongkat pemukul.
Joo-won yang melihat itu langsung mempersilakan mereka duduk. Joo-won mengatakan ia sudah memberitahu Sutradara Im sebelumnya kalau ia akan menikahi Ra-im. “Akulah sutradara kepala, mengapa kau berbicara dengan Sutradara Im? Kau seharusnya menemui kami. Sepertinya Joo-won kita tidak mengetahui sesuatu. Bahwa, Ra-im memiliki banyak kakak laki-laki.” Ketiga temannya mengetukkan tongkat pemukul ke lantai.
Joo-won langsung melotot, lantai itu bukan sejenis lantai seperti yang kaukira. “Joo-won kita-yang-kaya- yang-menikah-sebelum-acara-pernikahan, Joo-won kita yang mengkhawatirkan lantai pada saat seperti ini, dengar baik-baik. Jangan pernah membuat Ra-im menangis. Jika kau melakukannya, kau akan mati di tangan kami,” kata Jung-hwan berusaha terlihat berwibawa.
PDVD_219 
Joo-won tersenyum, “Baiklah, aku akan menahannya kali ini (tidak memberitahu Ra-im), tapi jika kalian melakukannya sekali lagi, aku akan melaporkan kalian pada Ra-im.” Giliran Jung-hwan dan teman-temannya yang ketakutan hehe…
Oska sedang sibuk menandatangani semua undangan konser. Sun kesal Oska melakukannya padahal Oska memiliki waktu yang sedikit, konser akan diadakan lusa. Oska menjelaskan ia harus melakukannya untuk para fans yang telah menunggu konsernya dengan tidak meminta uang mereka kembali (ketika konser pertama dibatalkan). Bahkan ada fans yang mengatakan ada masalah dengan pita suaraku padahal kenyataannya aku memang tidak bisa menyanyi.
PDVD_224
Sun berkata jika Oska punya banyak waktu seharusnya ia lebih rajin berlatih. Penyanyi tidak mengirimkan surat tapi menyanyi untuk mendapatkan penggemar. Dengan kemampuanmu, apa kau tidak khawatir dengan konsermu? Apa kau tidak akan berlatih sekarang juga? Bentak Sun kesal.
Oska menurut dan mulai berlatih. Sun menyuruhnya menyanyi berkali-kali. Walau mengomel tapi Oska menurutinya. Akhirnya ia tak kuat lagi dan minta istirahat, jika diteruskan tenggorokanku pasti patah. Tenggorokanmu pasti patah karena kau menggunakannya seperti itu, kata Sun, kau harus menggunakan kekuatan perutmu. Bagaimana bisa kau tetap berada di atas jika kau seperti ini?
Oska tersenyum, apa kau mengkhawatirkan hal itu? Terima kasih sudah mengkhawatirkanku. Aku tidak peduli aku mencapai atas atau tidak. Saat bahagiaku yang terakhir adalah ketika aku memenangkan juara pertama dan diminta menyanyi ulang (encore). Sekarang, tiap saat membahagiakanku. Sun menatapnya.
Oska mengatakan ia akan segera pindah ke tempat rekaman yang baru dan menyuruh Sun menggunakan tempatnya sekarang. “Gunakan tempat ini untuk membuat lagumu. Sebaliknya aku akan sering menggunakanmu. Ok?” Sun merenungkan perkataan Oska.
PDVD_233 PDVD_230
Seul menjadi sutradara MV Oska dan memperkenalkannya pada pemeran wanita MV tersebut. Dasar Oska, dia menyalami gadis itu dan mengucapkan serentetan rayuan gombal. Seul memandang Oska tak percaya tapi ia menahan kekesalannya dan berkata ia akan menghilangkan adegan Oska memegang tangan wanita itu. Oska protes, mengapa dihilangkan, walaupun Seul sutradara, tidak boleh melibatkan perasaan pribadi di dalamnya (hehe berarti Oska tahu Seul akan cemburu dan sengaja melakukannya).
PDVD_236 PDVD_237
Mereka pun mulai syuting MV. Seul melihat adegan dalam syuting itu dan mengingat pertama kali ia bertemu dengan Oska. Ternyata MV itu bercerita pertemuan pertama mereka.
Oska pertama kali melihat Seul di depan sebuah toko bunga dan langsung terpesona. Oska terus memandang Seul dan tidak membiarkannya lewat. Seul menegurnya. Oska meminta maaf dan menawarkan tanda tangannya. Ia mengatakan dirinya adalah musisi, dan ingin menukar nomor telepon Seul dengan lagu baru yang belum dirilis. Seul berkata ia mnegerti tapi ia sedang sibuk. Oska menjawab ini pertama kalinya ia menukar nomor telepon dengan music. Dan bertanya apakah sulit mendapatkan nomor telepon Seul. Seul terpana melihat kegigihan Oska.
PDVD_240 PDVD_247
Kembali ke saat ini, Oska mengedipkan matanya pada Seul yang sedang menatap layar. Seul tersenyum.
PDVD_253 PDVD_255
Joo-won bangun duluan dan membuka kulkas, mengambil sebotol susu dan meminumnya. Ra-im menyusul turun, masih sempoyongan dan belum benar-benar membuka matanya. Joo-won yang melihat itu cepat-cepat menangkapnya. Ia tersenyum melihat Ra-im lalu berkata, “Aaaaa…” Ra-im otomatis membuka mulutnya, “aaaa……” Joo-won menuangkan susu ke mulut Ra-im.
PDVD_259 PDVD_261
Ra-im membuka matanya, “Hari ini aku harus syuting.” “Bukankah itu berbahaya?” tanya Joo-won. “Memang berbahaya, “lalu Ra-im jadi kesal, “Aish…seharusnya kau membiarkanku tidur.” Lalu sambil menggeram kesal ia meninggalkan Joo-won.
Joo-won menarik belakang sweater Ra-im, “Makanya jangan lakukan itu (syuting)!” Ra-im mendelik kesal dan meninggalkan Joo-won.
PDVD_266
Ra-im tetap menjadi stuntwoman, sementara LOEL pun semakin berkembang dan akan membuka cabang. Departemen Store yang baru akan dibangun bersamaan dengan kasino dan hotel. Joo-won juga membelikan tiket konser Oska untuk semua pegawai wanitanya tanpa terkecuali.
Semua hadir dalam konser Oska. Ra-im dan Joo-won. Ah-young dan Sekretaris Kim. Juga Seul yang duduk di antara barisan penonton. Konser itu dipenuhi oleh penggemar Oska. Sun memperhatikan Oska menyanyi. Ia menghela nafas dan meninggalkan ruang konser membawa tasnya. Seul melihatnya dan mengejarnya keluar.
PDVD_282 PDVD_285
“Tunggu, apa yang kau lakukan? Apa kau melarikan diri?” cecar Seul.
Sun tersenyum, “ahjumma, kau ini benar-benar cepat tanggap.”
Seul bertanya mengapa Sun pergi. Karena aku tidak menyukaimu, kata Sun tersenyum. Aku juga tidak menyukaimu, sahut Seul. Aku tahu, itulah sebabnya aku pergi. Kata Sun lagi. Aku tidak mengerti, kita saling membenci, bukankah adil bagi kita berdua, kata Seul. Walau begitu tapi kita punya satu kesamaan, kita berdua menyukai Oska, kata Sun.
Seul menyadari perasaan Sun pada Oska adalah tulus bukan sekedar tertarik. Sun membenarkan, jadi jangan menghentikanku. Apa kau tidak bisa tinggal sebagai teman, tanya Seul, di antara pria dan wanita bisa terjadi hubungan seperti itu. Sun tersenyum, ahjumma sebagai kekasihnya dan aku sebagai temannya? Aku tidak mau, dia untukmu saja dan jangan biarkan wanita lain mengambilnya. Seul tidak bisa berkata apa-apa lagi.
Sun mengatakan lagu “Tears” adalah hadiahnya untuk ahjumma (Seul). Sun tersenyum lalu berbalik pergi. Seul memanggilnya dan mengatakan jika suatu saat Sun membutuhkan bantuan, hubungi dia. Sun masih muda san suatu saat pasti membutuhkan bantuan sedangkan Seul memiliki banyak koneksi, keluarga dan pendidikan yang bagus. Sun tersenyum lalu meninggalkan Seul (dan Oska).
PDVD_296 PDVD_303
Oska berbicara pada fansnya, “Hari ini cuaca juga begitu dingin. Hari ini ditayangkan episode terakhir Secret Garden, drama yang paling banyak dibicarakan saat ini. Terima kasih kalian ada di sini tanpa menontonnya. Lagu terakhir ditulis oleh composer baru kami Ssun. Ini adalah lagu judul album ke-7ku, ‘Tears’.”
PDVD_308
Di langit malam yang gelap, bintang bersinar sangat terang
Kesepian, sama sepertiku
Penuh penyesalan dari rasa sakit karena cinta
Membentuk gugusan bintang “Tears”
Jika saja aku bisa memutarbalikkan waktu
Kembali pada saat kita tak saling mengenal
PDVD_314
Bersikap bodoh dengan membiarkanmu pergi
Aku tidak punya kepercayaan diri tidak melakukan kebodohan yang sama untuk kedua kalinya.
Air mata yang berjatuhan ini,
Sembunyikan di balik bintang-bintang
Agar dapat bersinar dalam hatiku
Seul mengangkat poster berisi tulisan : [Sun mengatakan lagu ini menjadi milikku sekarang. Apa aku berhak?]
Agar kau bisa melihat bintang dan memaafkan aku yang menyedihkan ini.
Tulisan Seul: [karena luka yang kumiliki, aku minta maaf telah memberimu banyak luka]
PDVD_321 PDVD_322
Oska melihatnya.
Jika kau memberiku kesempatan lagi.
[sejujurnya, akulah yang menyukai chestnut panggang tapi yang menyukai cheesecake itu wanita lain….tapi aku tetap mencintaimu, Choi Woo-young]
Sikap bodohku menyakitimu (Oska membentuk tanda hati dengan tangannya, para penonton bersorak)
Seul tersenyum dan menangis terharu campur bahagia.
PDVD_323 PDVD_327
Air mata yang berjatuhan ini,
Sembunyikan di balik bintang-bintang
Agar dapat bersinar dalam hatiku
Sehingga kau bisa melihat bintang yang penuh kesedihan itu
Dan memaafkan aku yang menyedihkan ini
(Oska tersenyum) Apakah kau tahu isi hatiku?
Ra-im berlatih sit-up dibantu Joo-won yang menduduki kakinya (terbalik sekarang ya..)
Tiap Ra-im mengangkat badannya, Joo-won mencium bibirnya. Ra-im menggigit bibirnya kesal dan menggoyang-goyangkan kepala Joo-won eh.. Joo-won malah menarik selimut
PDVD_336 PDVD_335
Mereka menghabiskan waktu bersama bagai anak kecil, bermain salju, bertengkar, berbaikan kembali.
PDVD_345 PDVD_347
Ini adegan yang lucu: sepertinya mereka bertengkar, Ra-im dengan kesal masuk ke dalam lift. Seperti biasa Joo-won mengejarnya. Ra-im seakan menantang, coba masuk kalo berani, ia terus menekan tombol tutup pintu dengan kesal. Joo-won masuk ke dalam lift (eh udah sembuh klaustrophobianya) dan lagi-lagi menciumnya…Pintu lift terbuka. Direktur Park, Sekretaris Kim dan beberapa orang lainnya terkejut melihat pemandangan di depan mata mereka, bahkan Sekretaris Kim sempet-sempetnya mengeluarkan kamera). Joo-won dan Ra-im jadi salah tingkah.
PDVD_353 PDVD_355
PDVD_360 PDVD_361
Joo-won: Seiring berjalannya waktu, anggota keluarga bertambah. [5 tahun kemudian] Bertambah….terlalu banyak. (Mereka memiliki 3 orang anak)
PDVD_362
Ra-im dan Joo-won mengantar ketiga anak mereka ke rumah ibu Joo-won. Ketiga anak itu merengek minta dibelikan sesuatu pada Ra-im dan Joo-won. Ra-im memarahi mereka, “Sudah kubilang tidak. Kalian sudah punya berapa banyak? Jika kau ingin membelinya, kau harus mencari uang dulu.”
“Aku tidak bisa mendapatkan uang sekarang , jadi pinjamilah aku uang, ibu!”
“Laki-laki kecil sudah bicara tentang pinjaman. Apa kalian punya penjaminnya? Bagaimana bisa kami meminjamimu uang?” kata Joo-won pada anak-anaknya.
PDVD_366 PDVD_368
Mereka mulai menangis, “Aku akan beritahu nenek!” Ra-im menggendong anaknya yang paling kecil.
“Aku sudah mencobanya sebelum menyerah pada ibu dan kakekku, tapi kalian akan kecewa,” kata Joo-won lagi.
Mereka menangis makin keras. Ra-im menyuruh mereka berhenti menangis, “Saat kalian pulang, kalian akan melakukan 100 kali lompat kodok dan 100 kali sit up. (Wah kalau punya mama seorang stuntwoman, anak-anaknya pasti kurus ya hehe…)” Ra-im memandang Joo-won dan berkata, ternyata mimpi Ah-young benar-benar menjadi kenyataan.
Pintu gerbang terbuka. Ibu Joo-won keluar dan menyambut cucu-cucunya. Joo-won dan Ra-im juga memberi salam tapi ibu Joo-won mengacuhkan mereka bahkan menyuruh pintu gerbang ditutup rapat.
PDVD_375
Ra-im berkata pada Joo-won, ia lega karena ibu terlihat sehat. Joo-won mengangguk.
Joo-won: ibuku adalah orang yang berpendirian teguh. Kupikir waktu akan menyembuhkan segalanya. Kupikir setelah kami memiliki anak maka ia akan menerima kami. Namun itu tidak pernah terjadi.
Ra-im meminta diantar ke tempat syuting yang dengan senang hati dituruti oleh Joo-won. Joo-won mengatakan jangan sampai wajah Ra-im terluka lagi seperti terakhir kali.
Ra-im sekarang menjadi sutradara ketua. Sikapnya persis seperti Jong-soo. Ketika Sang Min dan pemeran utama terjatuh dalam sebuah adegan, sutradara film mengomel karena tangan sang actor terluka sedikit. Ra-im menaikkan kemeja Sangmin dan memperlihatkan banyak bekas luka di tubuhnya (maksudnya bukan cuma actor itu yang terluka, Sang-min lebih parah). Sang-min menutupinya dan berkata ia tidak apa-apa, ia masih bisa melanjutkan syuting. Ra-im memarahinya, kau juga actor, kau terluka di mana-mana, apa kau akan meneruskan syuting lalu selesai? Sutradara marah dan mengancam mengeluarkan tim Ra-im. Ra-im berkata ia memang akan mengeluarkan timnya, memangnya stuntmen itu tidak terlihat, kau bahkan tidak memberi mereka makan saing, ia lalu memerintahkan timnya membereskan peralatan dan segera pergi.
Ra-im juga menggunakan koneksi Joo-won untuk merawat timnya yang terluka. Ia membawa mereka ke sebuah klinik. Ia meminta timya merawat tubuh masing-masing karena tidak ada yang akan memperhatikan mereka. Jika luka yang didapat selama syuting diabaikan, lama-lama akan menjadi parah dan pada akhirnya akan membutuhkan banyak biaya untuk menyembuhkannya. Ia memastikan biaya perawatan dimasukkan atas nama suaminya (Joo-won), jadi rawatlah baik-baik. Semua berteriak, baik!! Lalu mengeluh sakit di sana-sini sambil antri masuk ruang dokter.
Dokter menyapa Ra-im. Ra-im membalas salam mereka dan mengeluh pinggangnya agak sakit.Seorang dokter berkata seharusnya suami Ra-im yang sakit pinggang. Benarkah, tanya Ra-im polos, tapi di rumahku kenapa aku yang….Timnya berdehem dan cekikikan di belakang Ra-im. Ra-im memelototi mereka.
PDVD_392 PDVD_393
Ngomong-ngomong mana cupid kita, Jung-hwan ya??
Seul mengenakan kimono berjalan tergesa-gesa ke sebuah area kolam renang air panas. Ia mendapat laporan dari seseorang agar ke Duk San secepatnya. Wajah Seul terlihat kesal. Benar saja, matanya melotot melihat Oska sedang asyik bercengkrama dengan seorang wanita yang mengenakan bikini. Seul menghampiri wanita itu ketika wanita itu sendirian dan menariknya.
PDVD_401 PDVD_402
Seul lalu bersikap mengancam padanya (seperti pada Nn. Yoo Kyung-ran di pesta). Wanita itu bertanya apa yang Seul lakukan. “Aku sudah melakukannya selama 15 tahun sekarang. Pria yang tadi berada di sampingmu, adalah milikku. Ok? Mengerti?!”
Wanita itu bertanya, “Kalau begitu apa kau Yoon Seul?” “Jadi kau sudah mendengar tentang aku,” sahut Seul. Wanita itu berteriak, “Oppa! Yoon Seul sudah datang!”
PDVD_405
Seul melirik kesal pada Oska yang tergopoh-gopoh menghampiri mereka. “Kau datang sekarang?” tanya Oska. “Kenapa?Apa aku datang terlalu cepat? Kau ini…bagaimana bisa kau…bagaimana bisa kau tidak berubah setelah 5 tahun?!” omel Seul kesal. “Mengapa kau datang sekarang?” tanya Oska menyesali.
“Kenapa? Kalau aku datang terlambat apa aku akan menemukan kalian berdua di tempat tidur?” seru Seul kesal.
“Kau ini…tidak seperti itu. Kau datang terlalu cepat, tadi aku hanya mengisi waktu sambil menunggumu,” sahut Oska.
Apa, tanya Seul bingung. Oska menoleh dan seorang pelayan mendorong sebuah meja mendekati mereka. Diatasnya ada dua buah nampan yang tertutup. Oska memakai dasi kupu-kupu (padahal dia lagi pake kimono macan tutul hehe…). Astaga ternyata dasi kupu-kupu bling-bling!!
PDVD_414
Oska membuka satu nampan dan mengeluarkan sebuah kotak cincin. Seul terpana melihatnya. Oska membukanya, dan terlihatlah sebuah kenari panggang. Seul melotot, apa itu. Ini, appetizer, jawab Oska tersenyum sambil menaruh kacang itu di tangan Seul. Lalu ia membuka nampan yang satu lagi dan mengeluarkan kotak cincin. Kali ini isinya cincin lamaran Seul (yang pernah ditolak oleh Seul). Seul tak bisa berkata-kata.
PDVD_416 PDVD_419
Oska berlutut, “6 tahun bersama, 4 tahun berpisah, kemudian 5 tahun bersama kembali. Kita sudah melewati 15 tahun. Selama 15 tahun, aku sebagai pria jahat, kadang menjadi orang yang tak berharga, dan aku hanya memberimu rasa sakit. Tapi aku akan terus melakukannya. Aku tidak akan berubah. Aku akan seperti itu seumur hidupku. Jadi seperti hari ini, seperti kau saat ini, aku akan terus mengejutkanmu dan membuatmu terkesan. Pemenang tertinggi penghargaan selama 15 tahun dalam billboard-chart hidupku, lagu hits terbesarku, Yoon Seul, sekarang saatnya kita hidup bersama. Mari kita hidup bersama.”
Seul menangis terharu dan bahagia.
PDVD_432 PDVD_433
Ra-im: sekali dalam hidup, akan ada saat-saat penuh keajaiban. Saat itu mungkin saat cinta kita berbalas.
Ah-young dan Sekretaris Kim berjalan-jalan di pinggir sungai. Tiba-tiba Ah-young melihat sebuah benda bersinar terapung di sungai. Sekretaris Kim mengambilnya. Ia sangat terkejut melihat botol itu adalah botol berisi pesan darinya untuk Ah-young yang ditulisnya di Jeju. Ah-young tidak percaya. Sekretaris Kim membukanya dan memperlihatkannya pada Ah-young. Ah-young terkejut, wah ini beneran, bagaimana ini bisa terjadi? Ah-young sangat senang, ia berkata mungkin dia adalah satu-satunya wanita ynag pernah menerima surat seperti ini. Ia berterima kasih pada Sekretaris Kim sambil memeluknya. Sekretaris Kim bengong dipeluk Ah-young, lalu dengan gembira mereka berpelukan sambil melompat-lompat.
PDVD_437 PDVD_439
Ra-im: saat itu mungkin saat cinta datang mendekat.
Jong-soo tanpa kumis menatap heran wanita di hadapannya. Semua orang berbisik-bisik, bukankah itu Sohn Ye-jin. Jong-soo berkata ia datang karena ia pikir akan menemui casting director, ia bingung kenapa Sohn Ye-jin, seorang artis, yang datang. Sohn Ye-jin tersenyum, perkiraanmu benar, hari ini akulah casting director-nya.
PDVD_444
Sohn Ye-jin menaruh sebuah scenario berjudul “Black Rain” di meja. Ia mengatakan ia sudah melihat skenarionya (scenario Black Rain ditulis oleh Jong-soo dan ia sedang mencari orang yang akan memfilmkannya), dan ia sangat terkesan, saat rapat ia hampir langsung memutuskan untuk membuat filmnya. “Tapi menggunakan pemain baru sebagai investasi kudengar bisa berakhir malapetaka,” kata Sohn Ye-jin lagi. “Aku sudah mendengar hal itu selama 6 bulan terakhir, lalu?” tanya Jong-soo. “Bagaimana denganku?” tanya Sohn Ye-jin pelan. Jong-soo tak percaya mendengarnya.
“Kenapa?Apa kau tidak menyukaiku? Apa kau ingin syuting dengan seseorang seperti, Angelina Jolie, atau semacamnya?” tanya Sohn Ye-jin melihat Jong-soo diam saja. Jong-soo masih bingung, tidak percaya Sohn Ye-jin mau berperan dalam fimnya. Ye-jin tertawa, mungkin karena aku terlalu blak-blakan hingga membuatmu takut. Baiklah, katanya lagi, kita melakukan tahap demi tahap, manager lalu sutradara, lalu presiden ,lalu aku. Teleponlah aku, aku akan menunggu sambil mengingat skripnya.
“Oh my god, apa aku duduk di depan keajaibanku saat ini?” tanya Jong-soo. Sohn Ye-jin menjawab, kau sudah mendudukinya sejak tadi, lalu ia tertawa. Jong-soo menatap Sohn Ye-jin dan terpesona olehnya.
PDVD_453 PDVD_454
Ehmmm…Hee-won kemana ya??
Ra-im: Mungkin itu adalah saat ketika impian hidupmu tercapai.
Joo-won dan Ra-im menidurkan anak-anak mereka. Mereka mengendap-ngedap keluar agar anak mereka tidak bangun (senasib dong hehe^^).
PDVD_457 PDVD_461
“Ibu!” panggil salah satu dari mereka. Ra-im dan Joo-won berbalik.
“Kami belum tidur!” katanya lalu ia membangunkan saudaranya. Joo-won memarahinya karena membangunkan saudaranya yang tidur, “Apa kau mau tulang belakang ke-5mu menjadi ke-6?”
“Hari ini aku mau tidur bersama ibu!” kata anaknya lagi.
“Atas ijin siapa? Aku yang akan tidur dengannya!” bisik Joo-won.
PDVD_464
“Ibu, aku tidak suka ayah!”
“Dan aku tidak suka padamu. Cepat tidur!” kata Ra-im.
“Ibu!” anaknya merengek. Joo-won menghampirinya dan mendorong keningnya menyuruhnya tidur. Ia bangun lagi, “Ibuuu!”. Joo-won mendorong keningnya lagi, “sudah kubilang tidur!” Ia menepuk-nepuk anaknya. Anak itu melihat ayahnya lalu bangkit duduk kembali dan memanggil ibunya. Heh, nakalnya nurun dari siapa ini?^^ Joo-won mendorong keningnya lagi. Akhirnya mereka tidur termasuk Ra-im.
PDVD_468 PDVD_473
Joo-won menggendong Ra-im keluar. Ra-im terbangun dan memeluk Joo-won. Joo-won menggendong Ra-im berjalan-jalan di luar rumah. Ra-im bertanya, apa aku tidak berat? Berat, kata Joo-won. Kalau begitu biarkan aku turun, kata Ra-im. Kau boleh turun…hanya jika kau menciumku, sahut Joo-won. Ra-im mengecup pipi Joo-won. Joo-won menurunkannya.
PDVD_479 PDVD_480
Lalu mereka berjalan-jalan sambil berpelukan. Ah.. kuharap turun salju, kata Ra-im. Bulan begitu terang, mana ada salju, sahut Joo-won melihat ke langit.
Ra-im: Kami masih tidak memiliki foto pernikahan. Tapi kami menjalani hari demi hari, mencintai dan dicintai. Dan menjalani hidup bagai keajaiban. Menjalani cinta mungkin sama seperti bekerja di kebun. Di kebunmu, bunga yang cantik dapat tumbuh, angin dingin mungkin bertiup, cahaya gemerlap bersinar, dan mungkin hujan akan turun bagai mujizat.
Tiba-tiba turun salju. Ra-im senang sekali. Mereka berpelukan menatap salu yang turun.
PDVD_493 PDVD_495
Ra-im: tapi apa kau tidak akan memberitahuku?
Joo-won: Memberitahu apa?
Ra-im: Ketika kita mengunjungi ayah, kau bilang kau pernah menemuiku namun tidak bisa mengatakannya.
Joo-won: Oh ….itu
Kembali ke saat Joo-won masih berusia 21 tahun dan Ra-im 17 tahun. Dengan terseok-seok Joo-won mendatangi rumah duka tempat ayah Ra-im disemayamkan. Ia melihat Ra-im yang meratap dan menangisi kematian ayahnya dengan begitu sedih. Joo-won tidak bisa masuk. Ia duduk menangis di luar mendengar ratapan Ra-im siang dan malam.
PDVD_507 PDVD_509
Ketika Ra-im tertidur di lantai dan tidak ada orang, Joo-won mendekatinya dan jongkok memandanginya. Ia menangis dan meminta maaf pada Ra-im berkali-kali. Karena tidak kuat, ia jatuh berbaring di hadapan Ra-im. Ia masih bisa melihat Ra-im yang mengerutkan keningnya menangis dalam tidurnya. Dengan sisa kekuatannya, Joo-won menyentuh kening Ra-im dengan telunjuknya, menghilangkan kerutan itu. Pelan-pelan kesadarannya mulai hilang dan tangannya terjatuh di atas tangan Ra-im. Takdir mereka dimulai sejak saat itu.
PDVD_513 PDVD_516
PDVD_520 PDVD_527
Tamat.

Read more: http://patataragazza.blogspot.com/2011/02/sinopsis-secret-garden-episode-20-final.html#ixzz1cG8GpdIz

Tidak ada komentar:

Posting Komentar