FADHLY MUHAJIR
FADHLY MUHAJIR


Free Blog Content

Senin, 31 Oktober 2011

Sinopsis Secret Garden Episode 17

 
PDVD_355
Ra-im : “Semua yang baru saja kaukatakan, benarkah itu? Apakah ayahku….Apakah orang yang menyelamatkan Kim Joo-won benar-benar….. ayahku?“
Ibu Joo-won: “Kau yang mengatakannya dengan mulutmu sendiri. Bahwa ayahmu telah menyelamatkan hidup banyak orang. Joo-won hanyalah satu di antaranya. Jadi jangan berpikir ada yang spesial mengenai itu.”
Ra-im tak percaya ibu Joo-won mengatakan hal itu. Ibu Joo-won perlahan-lahan berlutut di hadapan Ra-im. Ra-im terkejut.
“Aku akan mengganti dengan uang. Dengan uang yang sangat-sangat banyak. Berapapun yang kau minta akan kuberikan. Jadi jangan gunakan hal ini untuk bersandar padanya. Tolong, biarkan Joo-won pergi sekarang. Aku memohon padamu seperti ini. Aku akan melakukan apapun yang kauinginkan. Lebih banyak, lebih besar…akan kuberikan untukmu. Tapi, tidak bisa Joo-won. Dia bukan jodohmu. Tolong….tolong, aku mohon padamu.”
PDVD_003 PDVD_004
Ra-im mendengar semuanya sambil menangis namun ia tidak menjawab. Hal ini membuat ibu Joo-won marah.
“Jawab aku! Sudah kukatakan aku mohon padamu.”
Namun Ra-im tetap menangis, ia masih terkejut dengan kenyataan bahwa ayahnya mati saat menyelamatkan Joo-won. Ibu Joo-won bangkit berdiri dengan kesal.
“Sudah kukatakan aku akan memberi ganti. Aku akan memberi ganti rugi padamu atas nyawa ayahmu. Aku sampai datang ke sini dan melakukan semua ini, seharusnya aku menyerah karena ini begitu hina dan rendah. Tapi kau terus saja menangis sampai akhir. Apa kau baru akan sadar setelah kau tidak memiliki apapun dan diusir keluar? Jangan biarkan hidup ayahmu sia-sia dan akhiri hubunganmu dengan Joo-won tanpa menyakitinya. Setelah kau menyelesaikan semua urusanmu dengannya, datanglah padaku untuk mengambil uangnya.” Setelah itu ibu Joo-won pergi meninggalkan Ra-im yang masih menangis.
PDVD_016
Sepeninggal ibu Joo-won, Ra-im mengeluarkan seluruh perasaannya “Ayah…… “ tangis Ra-im, “Ayah…..Ayah……Ayah….”
PDVD_020
Joo-won datang ke sekolah laga untuk mencari Ra-im. Jung-hwan dengan ramah bertanya untuk apa malam-malam Joo-won datang. Joo-won mengatakan ia mencari Ra-im. Teman Ra-im mengatakan Ra-im tidak ada di ditu. Joo-won bertanya apakan syutingnya belum selesai. Teman-temannya bingung, mereka mengatakan Ra-im tidak ada syuting. “Ada apa ini, Ra-im bilang dia akan syuting ekstra,” kata Joo-won. Jung-hwan mengatakan kalau ada pasti mereka semua tahu. Joo-won menyadari Ra-im telah berbohong padanya.
PDVD_025 PDVD_026
Ah-young menghibur Ra-im yang terus menangis. Joo-won mengetuk pintu rumah Ra-im. Ra-im meminta Ah-young tidak mengatakan apapun, ia ingin mencuci muka sebelum bertemu dengan Joo-won. Ah-young membukakan pintu untuk Joo-won. Joo-won bertanya di mana Ra-im. Ra-im keluar dari kamar mandi dan bertanya mengapa Joo-won tiba-tiba datang tanpa menelepon lebih dulu.
Joo-won menatap Ra-im dan bertanya tentang syuting Ra-im, berharap kali ini Ra-im akan berkata jujur. Tapi Ra-im menjawab ia harus bekerja dengan baik agar menghasilkan uang dan bertanya mengapa Joo-won datang malam-malam. Bukankah hal pertama yang harus dikatakan adalah menawarkan aku minum, sahut Joo-won. Ah-young buru-buru menawari Joo-won minum teh. Tapi Joo-won malah mencari yang tidak ada, yaitu buah. Ia juga meminta Ra-im yang pergi membelinya karena ia ingin bertanya sesuatu tentang Sekretaris Kim pada Ah-young. Ra-im pergi keluar untuk membeli buah.
PDVD_029 PDVD_030
Sebenarnya itu hanyalah akal Joo-won agar ia bisa bertanya pada Ah-young apa yang terjadi. Ia berkata Ra-im sudah membohonginya pergi syuting yang tidak dilakukannya. Sebenarnya ia pergi ke mana, tanya Joo-won, hingga harus berbohong. Ah-young menjawab, ia tidak tahu, saat ia pulang Ra-im sudah di rumah. Joo-won tidak percaya. Ah-young mengatakan mungkin karena ini hari peringatan kematian ayah Ra-Im, dia biasanya sedih pada hari seperti ini. Joo-won masih tidak percaya, apa Ra-im yang menyuruhmu menjawab demikian. Ah-young terdiam. Joo-won bertanya di mana kedai buah terdekat.
PDVD_034
Ra-im memilih buah sambil terus menangis. Joo-won melihatnya dan merasakan kesedihan Ra-im. Matanya berkaca-kaca. Ia tak tahan lagi dan menghampiri Ra-im lalu menariknya berdiri. Ra-im kaget Joo-won melihatnya menangis.
PDVD_042 PDVD_043
“Mengapa kau menangis? Setelah berbohong padaku, mengapa kau menangis? Kau bahkan berbohong tentang syuting yang sebenarnya tidak ada. Cuaca juga begitu dingin jadi mengapa kau menangis di tengah jalan?” tanya Joo-won kesal, “Apa kau bertemu dengan ibuku lagi? Itukah sebabnya hingga kau bersikap seperti ini?
Ra-im hanya menangis, tidak tahu bagaimana menjawabnya.
“Kau tidak mau mengatakannya padaku? Kau bertemu ibuku, benar bukan? Benar?”
PDVD_046
Ra-im membantahnya, “Bukan seperti itu. Bukan mengenai itu. Harga naik terlalu tinggi, dan aku tidak punya uang untuk membeli apapun. Jadi mengapa kau menyuruhku membeli buah yang harganya sangat mahal? Aku bahkan tidak punya uang. Mengapa kau menyuruhku membeli buah mahal?” Ra-im menangis sambil memarahi Joo-won.
“Apa kau tidak akan berhenti menangis?!” tanya Joo-won marah sekaligus sedih, “Apa kau tahu betapa jeleknya wajahmu jika kau menangis di atas wajah jelekmu?”
PDVD_048
Joo-won melepas sarung tangannya lalu menghapus air mata yang mengaliri wajah Ra-im. “Dasar bodoh, wajahmu membeku.” Joo-won melepas syalnya dan memakaikannya pada Ra-im. “Ini mahal, kau tahu kan, selalu ingatlah betapa mahalnya syal yang melilit di lehermu ini.” Ra-im memandang Joo-won sedih namun terharu. Joo-won memakaikan sarung tangannya pada tangan Ra-im dan berkata akan membeli buah lain kali. Ia menyuruh Ra-im cepat masuk ke rumah. “Jangan berpikir mengenai apapun. Tidurlah yang nyenyak.”
PDVD_057 PDVD_062
Ra-im memandangnya khawatir, “Kau mau kemana? Kau akan pergi ke mana?”
Joo-won menjawab karena Ra-im tidak mau mengatakannya maka ia akan mencari orang yang akan mengatakannya. Lalu Joo-won berbalik meninggalkan Ra-im. “Jangan lakukan itu!” seru Ra-im, “Sudah kukatakan bukan mengenai itu (ibu Joo-won)! Tolong jangan lakukan itu!” Namun Joo-won tidak menghiraukan teriakannya dan terus berjalan. Ra-im menangis putus asa.
Joo-won pergi ke rumah ibunya dan bertanya pada Sekretaris Kang, kau baru dari Chang Sin Do (daerah rumah Ra-im) kan? Sekretaris Kang hanya menunduk tak berani menjawab. Joo-won mendesaknya dan bertanya apakah ibunya dari Chang Sin do. Sekretaris Kang mengatakan ia tidak tahu apa-apa. Joo-won mengancam akan memukulnya namun Sekretaris Kang tetap menjawab ia tidak tahu apa-apa.
Joo-won mengeluarkan ponselnya dan menelepon ibunya namun tidak aktif. Ia bertanya pada Sekretaris Kang di mana ibunya. Sekretaris Kang menjawab ibu Joo-won pergi ke Hong Kong untuk melepaskan stressnya. Joo-won berkata, tapi kau tidak pergi dengannya. Sekretaris Kang kebingungan. Sudahlah, kata Joo-won, sepertinya ibu sedang menghindariku. Katakan padanya aku juga lebih nyaman seperti ini. Katakan pada ibuku aku akan melakukan apapun yang kusukai mulai sekarang ini (dengan kata lain ia tidak akan melakukan keinginan ibunya lagi). Lalu Joo-won mengeraskan suaranya, jika ia mendengarku sekarang maka itu lebih baik lagi! Lalu ia pergi.
Ibu Joo-won turun dari lantai atas. “Lihatlah betapa pandainya ia, ia mendapatkannya dariku. Pantau gadis itu 24 jam sehari. Joo-won berkata akan melakukan apapun yang dia inginkan. Jadi kita harus melihatnya,” kata ibu Joo-won pada Sekretaris Kang.
PDVD_082
Seul bertemu dengan Oska dan mengabarkan kalau Han Tae Sun meninggalkan Korea hari ini. “Benarkah? Bahkan wanita yang pernah bersamaku tidak sampai melarikan diri seperti itu (bersikap sulit didapat),” gumam Oska. Seul melotot, apa.
Oska bertanya mengapa Seul memberitahunya. Seul menjawab, Oska menginginkan Sun bahkan sampai mengejarnya ke Jeju. Seul berkata ia penasaran apakah Sun demikan hebat. “Jika aku mengatakan dia hebat, apakah kau akan cemburu padanya?” tanya Oska. Seul melotot kesal. “Han Tae Sun memang hebat,” seloroh Oska. “Hentikan!” seru Seul kesal lalu ia bangkit berdiri. Oska menahannya. “Kau mau ke mana? Satu-satunya orang yang hebat bagiku adalah Han Tae sun,” gurau Oska lagi. “Hei!” seru Seul.
“Aku ke sini karena kukira kau akan membicarakan kita berdua. Terima kasih sudah memberitahuku tentang Sun tapi aku juga ingin mendengar tentang kita. Apa aku benar-benar tidak bisa dimaafkan? Jika aku mendapat kesampatan lagi bersamamu, aku percaya aku akan melakukannya dengan baik kali ini. Aku tahu sebelum ini aku cukup keras, jadi kali ini bolehkah aku menjadi handukmu seumur hidupku?” tanya Oska penuh harap. “Kalau begitu cobalah bertahan.” Jawab Seul. Apa, tanya Oska.
PDVD_091 PDVD_092
“Kubilang, cobalah bertahan, mulai sekarang setiap kau melihatku, memohonlah terus. Maka aku akan memikirkannya.”
“Benarkah?” tanya Oska senang,”Itu benar kan? Aku akan melakukannya! Aku akan sungguh-sungguh mengejarmu dengan mengesankan. “ Seul tersenyum melihat reaksi kekanakkan Oska.
PDVD_096
(di belakang Seul ada poster Late Autumn, film terbaru Hyun Bin, yang dibintanginya bersama Tang Wei)
Oska mengejar Sun ke pelabuhan. Ia mengejutkan Sun dengan kedatangannya. Oska menegur Sun karena telah melarikan diri. “Mengapa kau naik kapal air jika kau mau ke Cina?” “Memangnya kau naik taksi?” sindir Sun. “Apa kau tidak bisa hidup seperti orang umumnya, aku tadi ke Incheon (bandara udara Seoul)!”
(Biasanya di drama Korea, kalau ada yang ke luar negeri pasti naik pesawat, jadi adegan perpisahan atau kejar mengejarnya di bandara. Kali ini Sun menggunakan kapal laut, mendobrak kebiasaan drama Korea pada umumnya hehe^^)
“Kalau aku hidup seperti orang umumnya maka musikku akan seperti musikmu (biasa-biasa saja…). Kembalikan Mp3 player milikku. “ sahut Sun tenang. “Apa kaupikir aku ke sini untuk mengembalikan itu”, tanya Oska kesal, “Sudah kubilang datang dan ambillah. Di situ semua ada lagu-lagu yg kauciptakan. Apa yang akan kaulakukan jika aku mencuri lagumu?”
Kau tidak akan melakukannya, kata Sun. Bagaimana kau bisa tahu? Karena kau tidak punya keberanian untuk itu, sahut Sun lagi. Oska kesal namun tidak bisa membantah. Mari kita tulis ulang kontraknya, kata Oska. Sudah kubilang aku tidak mau, kata Sun bosan.
PDVD_101
“Berhentilah melarikan diri, aku tahu ketika kubilang aku akan mengajarimu, kauanggap itu omong kosong. Karena itulah aku akan mengatakan…dapatkah kau mengajariku?”
Sun kaget, apa? Oska kembali mengatakan, mari tulis ulang kontraknya, bukan aku yang mengajarmu tapu kau yang mengajarku. Bantulah aku, kata Oska lagi, sebenarnya kau mau membantuku, mengapa kau menyembunyikan perasaanmu, aku sangat suka lagumu, berikan padaku. Oska mengeluarkan Mp3 player Sun, lagu di sini untukku, bahkan judulnya Oska, jadi berikan padaku. Sun merebutnya dan menyuruh Oska pergi karena sudah waktunya untuk naik kapal.
Oska menahannya, kau tidak mau mengajarku secara pribadi, baiklah bagaimana kalau aku diajar olehmu pribadi (sama aja deh ), kau tidak keberatan kan. Kau tidak tulus, aku benci, ujar Sun. Mengapa begitu banyak hal yang kaubenci, bagaimana kau bisa sukses kalau begitu, gerutu Oska, sini, aku harus mengikatmu. Oska mengangkat Sun ke pundaknya dan menggendongnya keluar (persis adegan di My Fair Lady waktu Yonn Sang Hyun menggendong Yoon Eun Hye^^). Sun protes dan teriak-teriak minta diturunkan. Oska mana mau nurut hehe…
PDVD_105 PDVD_106
Ra-im melepaskan kegalauan hatinya dengan berlatih sangat keras, tapi perkataan ibu Joo-won selalu terngiang di kepalanya. Jong-soo mendapat telepon dari Ryan Jackson yang mencari Ra-im. Jong-soo heran Mr. Ryan menelepon dan mencari Ra-im, ia memperkenalkan dirinya sebagai boss Ra-im dan bertanya ada pesan apa untuk Ra-im, ia akan menyampaikannya (karena Ra-im tidak bisa berbahasa Inggris lancar).
Ryan Jackson menitipkan ucapan selamat untuk Ra-im karena Ra-im mendapat peran Jin dalam Dark Blood. Aku tidak mengerti, kata Jong-soo, apa kau mengatakan Ra-im mendapat peran itu, karena Ra-im tidak mengikuti audisi. Ryan Jackson mengatakan Ra-im mendapat audisi khusus, dan hanya dalam 5 menit ia terkesan padanya. Jong-soo bertanya apa artinya….
PDVD_108 PDVD_112
Ra-im kaget saat diberitahu ia mendapat peran itu. Jong-soo memastikan Ra-im mendapat peran itu. Ra-im berkata, aku tidak mengikuti audisi jadi…bagaimana bisa.. Kau harus berterima kasih pada Kim joo-won, potong Jong-soo. Apa, tanya Ra-im kaget (kalau aku ngga sekaget itu kayanya..)
Kim Joo-won membawa sutradara itu ke sini dengan pesawat jet pribadi, kata Jong-soo, jadi Mr. Ryan membuat keputusan setelah melihatmu beraksi. Ra-im ingat kata-kata Joo-won agar percaya padanya, ia akan membuat keajaiban untuk Ra-im. Perasaan Ra-im campur aduk.
“Dengan pesawat jet? Wah levelnya memang beda, “ seloroh Jung-hwan, “Apa Kim Joo-won tertarik pada pria? Aku ingin berkencan dengan Kim Joo-won juga.” Haha… sementara itu Jong-soo terlihat tidak begitu senang. Ia mengucapkan selamat pada Ra-im. Ra-im meminta ijin untuk pergi sebentar. Jong-soo melihat Ra-im pergi dan menghela nafas panjang…
PDVD_114 PDVD_116
Joo-won sedang berjalan di area departemen storenya dengan para pegawainya. Mereka sedang membicarakan pekerjaan. Diam-diam Ra-im melihatnya namun tidak mendekatinya. Ia menelepon Joo-won. Sekretaris Kim berlari menghampiri Joo-won, kau mendapat telepon penting tapi kau meninggalkan ponselmu.
Joo-won melihat siapa yang menelepon dan tersenyum senang, “Ini aku.”
“Apa kau sibuk?” tanya Ra-im.
“Tidak,” kata Joo-won. Ia menyuruh para pegawainya pergi. “Kau di mana?” tanya Joo-won, “tadi kau tidak menjawab teleponku.” (berarti Ra-im menghindari Joo-won sejak peristiwa malam itu)
“Aku di tengah-tengah syuting,” kata Ra-im, matanya mulai berkaca-kaca,”Aku di Cheonan, siang malam aku sibuk, jadi jangan marah padaku jika aku tidak menjawab telepon.”
“Apa kau sedang berbohong lagi?” kata Joo-won, “Jika ada seseorang di sebelahmu, oper telepon ini.”
PDVD_123
“Aku tidak berbohong, “sahut Ra-im, berusaha terdengar riang, namun air mata mulai turun mengaliri pipinya, “Aku tidak bisa bicara lama. Aku hanya memiliki waktu sedikit unutk meneleponmu, jadi aku akan langsung pada intinya. Sebuah keajaiban terjadi padaku. Aku….audisi, aku terpilih.”
Joo-won senang sekali mendengarnya, “Benarkah? Kau mnedapatkannya? Sudah bisa diperkirakan. Gil Ra-im memang hebat. Dan wanita hebat itu wanitaku.” Joo-won mengucapkannya dengan sangat bangga.
PDVD_126 PDVD_128
“Aku sudah mendengar semuanya. Kudengar kau mengirim pesawat pribadi.”
“Ada apa ini? Apa kau pikir kau terpilih karena hal itu? Apa kau bodoh? Sutradara hanya melihatmu selama 5 menit. Jadi orang yang menciptakan keajaiban adalah dirimu.” Sahut Joo-won sambil berjalan pergi.
“Kau mau kemana?” sahut Ra-im cepat, ia masih ingin melihat Joo-won.
Joo-won berhenti, “Bagaimana kau bisa tahu?”
Ra-im tergagap mencari alasan, “Oh tidak, hanya saja suara di belakangmu berubah.”
Joo-won bertanya, “Mengapa suaramu berubah? Apa kau sedang menangis?”
PDVD_131 PDVD_135
Ra-im menangis dan berkata, “Ini karena aku sangat senang lulus audisi. Aku minta maaf, aku harus mulai syuting. “
“Aku mengerti, “ kata Joo-won, “Jangan sampai terluka dan cepatlah kembali.”
“Aku pergi dulu,”kata Ra-im sedih. Ia bertemu dengan Seul saat ia berjalan keluar departemen store. Seul menyapanya dan heran melihat Ra-im menangis. “Apa terjadi sesuatu?” tanya Seul.
PDVD_139 PDVD_140
Ra-im dan Seul berbicara dalam sebuah galeri lukisan. “Mengapa kau ingin ke sini?” tanya Seul. “Aku selalu ingin ke tempat seperti ini sekali saja,” kata Ra-im, “Sutradara Yoon, kau pasti sering ke tempat seperti ini bukan?” “Sering, untuk melihat-lihat lukisan dan untuk membelinya juga,” jawab Seul.
Seul bertanya, apa kau tidak akan mengatakan apa yang telah terjadi? Ra-im malah balas bertanya, apa yang Seul pikirkan saat melihat lukisan-lukisan ini, apa kau seharusnya merasa lebih dari sekadar mengatakan ‘oh itu lukisan Picasso, aku pernah melihatnya di buku seni’?
Seul memandang Ra-im dan bertanya ada apa sebenarnya, aku akan membantumu. Ra-im memandang Seul dan berkata baik Joo-won dan Seul, banyak dari kehidupan kalian yang terpampang seperti ini bukan? Tapi aku, aku harus menyembunyikan keberadaan diriku sebagai seorang stunt woman. Sejauh itulah perbedaan antara aku dan Kim Joo-won, kata Ra-im. Ra-im mengatakan hidup Joo-won dan Seul selalu menjadi pusat perhatian, sedangkan ia sebaliknya, sebagai seorang stuntwoman adalah orang yang bekerja di balik layar, harus menyembunyikan identitas dirinya.
“Walau ia di sampingku, ia tidak benar-benar ada.” Kata Ra-im, mengikuti kisah Little Mermaid.
“Aku tahu tidak akan mudah, “ kata Seul, ia tertawa kecil, “Tapi kau memasuki masalah yang sudah pasti akan terjadi. Aku tidak mengalah padamu untuk menjadi seperti ini.”
Ra-im tersenyum kecil mendengarnya.
PDVD_143 PDVD_144
“Karena masalah di luar kalian berdua, apa kau akan mencampakkan Kim Joo-won? Nn. Ra-im apa kau sehebat itu? jika jarak kalian terlalu jauh, larilah padanya. Jika kau merasa ia tidak di dekatmu, peluklah ia erat-erat. “
Seul mengingatkan bahwa Ra-im sudah tahu hubungannya dengan Joo-won tidak akan mudah, namun ia tetap memasuki hubungan tersebut jadi jangan menyerah hanya karena kesulitan yang ditimbulkan di luar hubungan mereka berdua. Ra-im tampaknya memikirkan perkataan Seul.
PDVD_148 PDVD_149
“Walaupun Kim Joo-won akan mengalami kesulitan dan penderitaan?” tanya Ra-im.
“Bukankah itulah masalah dalam keluarga. Kupikir tidak ada cinta yang percaya diri di dunia ini.” Kata Seul tenang. Maksud Seul, semua cinta tidak akan selalu bahagia, dan tidak ada yang yakin bahwa dengan cinta tidak akan ada yang terluka atau tersakiti.
Ibu Joo-won menerima laporan bahwa Joo-won menggunakan pesawat pribadi untuk menjemput Sutradara Ryan Jackson demi kepentingan audisi Ra-im. Ibu Joo-won mengira Ra-im yang meminta Joo-won melakukannya. Ia memutuskan selama ini targetnya salah, seharusnya selama ini ia tidak mengejar Ra-im. Bahkan pelayannya pun khawatir dengan maksud perkataan ibu Joo-won. Ibu Joo-won mengeluarkan daftar pemegang saham utama LOEL. Ia menelepon mereka satu per satu dan mengundang mereka untuk bertemu makan malam.
PDVD_154 PDVD_161
Joo-won sedang berkeliling memeriksa departemen storenya ketika Sekretaris Kim mendapat telepon penting yang membuatnya sangat terkejut. Ada apa, tanya Joo-won.
Di kantor Joo-won Sekretaris Kim melaporkan bahwa satu jam lagi akan diadakan rapat pemegang saham, dan agendanya adalah membicarakan CEO sementara departemen store. Apa?! Tanya Joo-won kaget. Dan orang yang mengadakan rapat ini adalah ibumu, kata Sekretaris Kim.
PDVD_163 PDVD_164
Joo-won terus menelepon ibunya tapi ibunya sengaja tidak mengangkatnya.  Ibu Joo-won menatap Ra-im yang duduk di hadapannya, “Ini sudah waktunya kau mengambil uangnya, tapi karena tidak ada kabar darimu maka aku memanggilmu ke sini. Aku berharap kau mengakhiri hubunganmu dengan Joo-won. Berapa banyak yang harus kuberikan padamu? Katakan saja.”
Ra-im diam menunduk tak menjawab.
PDVD_167
“Kau selalu mengkhawatirkan harga dirimu. Aku akan mengakui bahwa kau sudah membuktikan harga dirimu. Jadi cepat dan katakan berapa.”
“Maafkan aku.” Ra-im akhirnya bersuara.
“Mangapa kau minta maaf?” tanya ibu Joo-won.
“Aku sudah lama memikirkannya tapi aku tidak bisa.”
“Aku tidak memberimu waktu untuk sampai pada kesimpulan seperti itu.” tegur ibu Joo-won.
“Aku benar-benar minta maaf. Tapi , jika ayahku menyerahkan hidupnya demi hidupnya (Joo-won), maka hidup (Joo-won)itu pun berharga bagiku. Dia adalah orang yang ayahku lindungi walau nyawanya sendiri jadi taruhannya.” Ra-im mulai menangis, “Jadi aku juga akan menjalani seumur hidupku menjaga hidupnya (Joo-won).”
PDVD_171 PDVD_175
Tentu saja ibu Joo-won marah besar dan mengira Ra-im orang yang licik.”Apa aku memanggilmu ke sini untuk memberi persetujuanku? Kau akan menjadi satu-satunya kelemahan dalam hidup Joo-won! Satu-satunya kekurangan pada Joo-wonku yang sempurna adalah dirimu! Mengapa Joo-wonku harus dibicarakan orang hanya karena gadis sepertimu?! Kenapa?”
“Aku akan berusaha keras. Agar aku tidak akan melukainya.” Kata Ra-im sungguh-sungguh sambil menangis,”Aku akan berhati-hati dalam segala hal. Dan melakukan yang terbaik.”
“Tutup mulutmu! Hanya ada satu hal baik yang dapat kaulakukan untuk Joo-won. Yaitu menghilang.”
“Aku….sungguh mencintainya,” isak Ra-im, “Kim Joo-won dan aku. Perasan kami berdua tulus. Apa masih belum cukup? Apakah benar-benar tidak bisa aku? Tolong setujui aku, ibu. Tolong restui kami.”
Ibu Joo-won berpikir, Ra-im tidak akan menyerah walau nyawa taruhannya. “Baiklah, lakukan saja.”
Ra-im agak kaget mendengar ibu Joo-won berkata demikian.
Ibu Joo-won mengangkat telepon dari Joo-won dan memasang pengeras suara agar suara Joo-won dapat didengar Ra-im.
“Ya, ini ibu.”
“Ibu , apa yang sedang kaucoba lakukan? Kau pikir siapa dirimu? Mengadakan rapat penunjukkan CEO sementara?
Ra-im terkejut mendengarnya.
PDVD_186 PDVD_182
“Dengan ijin siapa kau melakukan hal itu?” tanya Joo-won kesal, “Apa kau benar-benar akan bertindak sejauh ini? “
“Saat kau memutuskan untuk bersama gadis sampah ini., kau seharusnya bersiap sejauh itu. Aku sudah mengatakan dengan jelas sebelumnya. Kau bertanggungjawab atas semua perbuatanmu. Aku sudah dengan jelas mengatakan keinginanku, jadi katakan keinginanmu sekarang. Apa yang akan kaulakukan?”
“Baik, ambil semuanya! Semuanya. Aku tidak akan pernah meninggalkan wanita itu apapun alasannya,” jawab Joo-won.
Ibu Joo-won terpana, tidak menyangka putranya akan menyerahkan semua miliknya demi Ra-im, tadinya ia berharap Joo-won akan meninggalkan Ra-im demi posisinya. Ra-im mendengar semuanya sambil menangis, menyadari apa yang Joo-won lepaskan demi dirinya.
“Benarkah? Baik, lakukanlah demikian.” kata ibu Joo-won lalu mematikan teleponnya.
Ra-im memandang ibu Joo-won kaget. Ibu Joo-won tersenyum, “Kau tidak perlu berekspresi seperti itu. aku tidak akan mengganggumu lagi. Sejujurnya, kau tidak melakukan apapun yang salah. Mulai sekarang, aku akan mengacaukan hidup Joo-won. “
Ra-im tak tahan mendengarnya.
PDVD_189 PDVD_193
“Kau pikir aku tidak akan benar-benar melakukan itu? Bahwa aku hanya mencoba menakutimu? Ingin lihat apakah aku akan benar-benar melakukannya atau tidak? Aku tidak bisa menang dari Joo-won. Jika anak melakukan kesalahan, maka orang tua akan melakukan yang lebih buruk untuk menang. Artinya aku akan melakukan segalanya. Walalupun itu artinya mematahkan Joo-won. Dalam satu jam, akan ada pertemuan pemegang saham, sayangnya Joo-won akan dicap pengkhianat. Karena kau, dia akan dihancurkan oleh ibunya sendiri.” Ibu Joo-won bangkit berdiri.
Pada saat terakhir Ra-im tak tahan lagi, ia memohon pada ibu Joo-won. “Tunggu sebentar! Tunggu sebentar ibu!” ia berlutut, “Aku tidak akan melakukannya… Aku akan putus hubungan dengannya. Aku akan membiarkannya pergi. Aku…akan menghilang… bagai gelembung, aku akan menghilang. Jadi tolong jangan lakukan itu! Jangan hancurkan dia! Aku minta maaf…aku benar-benar minta maaf.” Ra-im menangis keras, menyadari keputusan apa yang telah ia ambil.
“Aku harus bertindak seekstrim ini untuk membuatmu mengerti. Sungguh membuat frustasi, “ ujar ibu Joo-won dingin. Ia lalu meninggalkan Ra-im yang terus menangis dengan pedihnya.
PDVD_202 PDVD_205
Joo-won terpekur di kantornya. “Presdir…” panggil Sekretaris Kim. “Jangan panggil aku seperti itu,” kata Joo-won, “Sebentar lagi aku dipecat.” Sekretaris Kim bertanya apakah Joo-won akan diam saja diperlakukan seperti itu. Joo-won menjawab ia tidak bisa hidup tanpa Gil Ra-im, jadi ia memilih jalan ini. Wah, kata Sekretaris Kim bingung, bagaimana bisa kau memilih dipecat karena seorang wanita. Itulah yang kukatakan, Gil Ra-im benar-benar hebat bukan, kata Joo-won tersenyum, bagaimana dia bisa menggoyahkan seseorang sepertiku sampai ke akar-akarnya…hal ini bisa dicatat dalam sejarah.
“Ooooh….kita punya Romeo di sini..” puji Sekretaris Kim, “Apa kau benar-benar akan menerima semua ini?” Aku harus, kata Joo-won, jika dia (ibu Joo-won) tidak kubiarkan menang kali ini, ia akan membalas dendam. Bukankah sudah jelas siapa yang akan menjadi korbannya? Sekretaris Kim menebak dengan tepat, “apakah mungkin ….Gil Ra-im?” Joo-won mengangguk.
PDVD_211
“Ternyata hidup kaya tidak ada apa-apanya. Presdir, jangan khawatir. Jika kau benar-benar dipecat, aku juga akan mengundurkan diri, “ tegas Sekretaris Kim.
“Untuk apa mengundurkan diri? Kau juga akan otomatis dipecat. Karena aku yang memilihmu”
Sekretaris Kim melongo, “Jadi apa yang harus kulakukan? Apakah kita bisa membeli beras dengan cinta? Uang yang bisa membeli beras.“ (Sekretaris Kim mengulang perkataan Ah-young)
“Apa kita sebaiknya membuat peternakan? Dapatkah kau beternak sapi?” tanya Joo-won.
“Presdir…” rengek Sekretaris Kim. Sudah kubilang aku bukan predir lagi, kata Joo-won.
“Kalau begitu….Joo-won hyung!!! (kak Joo-won)”rengek Sekretaris Kim putus asa. Joo-won melotot, apa kau gila? Sekretaris Kim langsung lari terbirit-birit. “Berhenti! Kau kembali ke sini!” teriak Joo-won.
PDVD_221 PDVD_222
Ra-im datang ke rumah Joo-won. Ia menyelipkan sebuah kertas di dalam buku “Alice in Wonderland”. Oska menyapanya, kapan kau ke sini, apa kau mencari Joo-won, dia baru saja pergi. Aku melihatnya tadi, kata Ra-im. Kalau begitu apa kau hendak menunggunya, tanya Oska ramah. Bukan begitu, sahut Ra-im, mulai sekarang kurasa kita tidak dapat mengadakan fan meeting kita lagi.
PDVD_231
Kenapa, tanya Oska bingung, dia berpikir sejenak lalu bertanya jangan-jangan Ryan Jackson meneleponmu? Wah, kau mendapatkannya! Tahukah kau berapa kali aku menelepon ke Jepang untuk itu? Aku adalah pemula jadi aku mengatakan ‘watashi mo aishiteru’ ratusan ribu kali, kata Oska senang.
Ra-im tersenyum sambil menghapus cepat air mata yang mulai menggenangi matanya. “Terima kasih banyak.” “Ah tidak perlu seperti itu untuk hubungan seperti kita” kata Oska. Ra-im tersenyum.
PDVD_233 PDVD_234
Joo-won datang ke rumah Ra-im membawa buket bunga yang besar. Ia tersenyum melihat Ra-im. Ra-im tidak tahu harus bersikap bagaimana. “Bagaimana bisa kau membuatku membeli bunga, kau wanita hebat !” Ra-im menghela nafas panjang, berusaha menguatkan dirinya.
PDVD_236 PDVD_237
Joo-won memasang aksesoris kucing yang sudah dipesannya pada tas Ra-im yang sobek. Ra-im menatapnya, menganggap mungkin ini terakhir kalinya ia melihat Joo-won. “Kudengar dari Ah-young, boneka itu adalah pemberian ayahmu,” kata Joo-won sambil menunjuk sebuah boneka kucing besar di atas tempat tidur Ra-im. Ra-im diam saja. “Gunakanlah ini daripada kau mengikatnya dengan saputangan.” kata Joo-won. “Saputangan?” tanya Ra-im, lalu ia ingat ia pernah mengikat tasnya dengan scarf setelah peristiwa di kafe, ketika itu Joo-won marah karena tas Ra-im yang jelek. “Kau melihatnya?” tanya Ra-im. “Aku ini lebih puitis dari yang kaupikirkan. Mengesankanmu dengan hal-hal yang tidak pernah kaubayangkan sebelumnya,” sahut Joo-won bangga.
PDVD_240 PDVD_241
Mata Ra-im mulai berkaca-kaca. “Sudah selesai, pakailah ini,” kata Joo-won, ia menyerahkan tas itu pada Ra-im. Ra-im menatap Joo-won, mencoba menahan air matanya dan mengeraskan hatinya. “Lupakan saja,” sahutnya ketus. “Kubilang cobalah,”desak Joo-won.
Ra-im menepis tas itu dengan kasar, “Kubilang lupakan.” Joo-won kaget melihat Ra-im bersikap seperti itu. Ia memandang Ra-im meminta penjelasan. Ra-im menguatkan hatinya dan berkata,”Kau seorang wanita yang biasa memakai tas (jelek) seperti ini, begitukah? Atau setiap saat kau memakai tas ini, ingatlah rasa malu yang kaurasakan saat itu, seperti itukah?” Ra-im pura –pura menganggap Joo-won menyuruh Ra-im memakai tas itu kembali untuk merendahkannya dan mengingat peristiwa di kafe itu.
PDVD_244 PDVD_248
Dengan lembut Joo-won membantah, “Kau tahu tidak seperti itu, aku mencoba untuk…”
“Terima kasih padamu aku harus merasakan penderitaan dan rasa sakit yang seharusnya bukan milikku. Tapi bagaimana bisa kau selalu senang seperti sekarang ini? “ cecar Ra-im.
“Apa aku melakukan kesalahan?” tanya Joo-won sabar.
“Aku tidak punya waktu untuk hal seperti ini. Lebih baik kita tidak bertemu untuk sementara waktu.”
Joo-won terkejut, apa?
“Aku akan mulai syuting, mendapat kesempatan seperti ini , seseorang yang hidup dalam segunung kesempatan karena orangtuanya pasti tidak akan mengerti. Aku tidak ingin berurusan dengan masalah cinta selama masa paling penting dalam hidupku. Jadi jangan hubungi aku. Sangat mengganggu dan menyusahkan.”
“Baik, aku tahu kau lelah. Tapi maaf, aku tidak akan melakukannya. Ini tidaklah lucu. Benar-benar….bagaimana bisa kau juga bersikap seperti ini padaku?! Baru saja aku….” Joo-won mulai kesal namun tidak ingin mengatakan ia hampir dipecat karena Ra-im. “Tahukah apa yang harus kulepaskan untuk bisa bersamamu?” tanya Joo-won.
“jika kau memang berniat melepasnya mengapa tidak kaulakukan lebih awal? Sebelum aku menjadi lelah.”
Joo-won tertegun mendengar perkataan Ra-im. Ia menatap Ra-im tak percaya.
PDVD_260 PDVD_261
“Pergilah, aku tidak ingin melihat wajahmu.” kata Ra-im dingin tanpa memandang Joo-won. Joo-won kesal dan akhirnya meninggalkan Ra-im seorang diri.
Ra-im menangis. Ia mengambil tasnya yang tergeletak di meja, mengusap lembut aksesoris kucing pemberian Joo-won. Sambil menangis ia mendekap tas itu erat-erat.
PDVD_268
Joo-won melepaskan kekesalannya dengan minuman. Ia bahkan mulai meminum obatnya lagi, padahal sejak bersama Ra-im, ia tidak meminumnya. Ia akhirnya memutuskan untuk menemui Ra-im kembali (that’s our Joo-won^^).
PDVD_272
Sayangnya Ra-im tidak senang ketika ia pulang melihat Joo-won ada di rumahnya. Joo-won bilang Ah-young adalah ibu perinya. Jangan lakukan ini lagi, jika ada perlu tunggulah di luar, sahut Ra-im dingin.
“Jangan seperti ini,” kata Joo-won, “Tidak ada petunjuk untuk mengatasi perasaan seperti ini. Jika kita bertengkar seharusnya karena ’mengapa kau terlambat?’ atau ‘mengapa kau melihat pria lain’ atau ‘mengapa kau hanya memasak untuk Oska?’ Hal-hal kekanakan seperti itu. Jadi….” Joo-won masih tidak mengerti mengapa Ra-im bersikap demikian.
“Kecelakaan yang kaualami 13 tahun yang lalu, kecelakaan yang tak dapat kauingat. Ketika itu seorang pemadam kebakaran menyelamatkanmu, dan tewas. Orang itu adalah ayahku.”
Joo-won sangat terkejut, apa?
“Kau mungkin merasa nyaman karena kau tidak bisa mengingat kejadian itu. Tapi aku…setiap kali melihatmu aku mengingat ayahku. Aku tidak punya rasa percaya diri untuk melihatmu dengan nyaman. Atau aku akan merasa lebih bersalah pada ayahku.”
Joo-won terpukul mendengarnya.
PDVD_283 PDVD_286
“Karena kau, aku hidup tanpa ayah selama 13 tahun terakhir ini. Apakah kau bisa membayangkan hidupku selama ini tanpa ayah? Kau bilang kau akan menjadi little mermaid untukku. Kuminta padamu, menghilanglah bagai gelembung.”
(sebenarnya Ra-im tidak menyalahkan Joo-won atas kematian ayahnya, tapi ia terpaksa menyakiti Joo-won untuk melindungi Joo-won dari amarah ibunya. sigh….)
Joo-won mencari informasi mengenai kejadian 13 tahun yang lalu. Ia menemukan berita mengenai kematian Gil Ik-sun, seorang pemadam kebakaran. Ia mengenali foto ayah Ra-im di surat kabar itu. Joo-won terhenyak.
Ayah Ra-im: Ketika asap begitu tebal dan udara menjadi tipis. Karena aku tidak tahu akan takdir hidup seseorang, tolong persiapkan aku. Dan jika aku kehilangan nyawaku sesuai kehendakMu. Oleh anugerahMU, peliharalah istri dan anakku.
PDVD_294PDVD_296
Ra-im mengunjungi makam ayahnya. “Ayah, aku datang lagi. Apa benar ayah yang menyelamatkan orang itu? Dan juga kau bilang ‘aku akan pulang cepat….tunggulah umtuk makan malam bersamaku’. Setelah mengatakan itu, itukah sebabnya kau tidak datang? Untuk menyelamatkan orang itu, itukah alasannya kau tidak pulang? Aku minta maaf, ayah…aku benar-benar minta maaf karena aku mencintainya. Ayah, aku benar-benar minta maaf…..aku minta maaf...” Ra-im menangis di depan foto ayahnya.
PDVD_305 PDVD_304
Ra-im bersiap-siap karena hari ini syuting hari pertama “Dark Blood”. Ah-young bertanya apa Ra-im gugup. Ra-im mengiyakan dan berkata ia sampai tidak bisa mengancingkan jaketnya. Ah-young bercerita semalam ia baru bermimpi indah sekali. Di tengah hamparan salju putih, ada sebuah meja cantik yang sudah diset untuk dua orang. Kau dan Presdir minum teh bersama. Teh bunga yang sangat cantik.
Ra-im bertanya,”Teh bunga? Apa kau yakin itu bukan arak bunga?” Tapi sepertinya Ra-im tidak menanggapi serius mimpi Ah-young.
“Aku tidak tahu, aku kan tidak mencobanya dalam mimpi. Tapi bukan hanya ada kau dan predir. Ada seseorang lagi. Tapi aku tidak tahu siapa orang itu. Lalu, sementara kalian berdua minum teh, kelopak bunga mawar merah jatuh dari langit bagaikan hujan. Aaah..indah sekali.”
PDVD_309
Mengapa kau menceritakan mimpi yang begitu indah padaku, tanya Ra-im. Karena kau dan presdir yang jadi tokoh utamanya, jawab Ah-young polos. Ra-im berkata, kau bilang ada tiga orang, yang seorang lagi pasti kau. Ah-young senang, benarkah, ya sudah jangan gugup dan semoga sukses dengan syutingmu. Fighting!!
Ra-im menjalani syuting pertamanya. Ia langsung berperan dalam adegan kejar-kejaran menggunakan mobil. Untuk keperluan itu maka jalan umum harus ditutup untuk sementara, menghalangi mobil biasa masuk. Ra-im dapat melakukan perannya dengan baik. Sutradara terkesan melihat hasil kerjanya. Jong-soo mendampingi Ra-im sebagai penterjemah Ra-im selain sebagai bosnya.
Sayangnya, sebuah mobil biasa yang tidak sabar menerobos masuk pembatas yang menghalangi jalan. Dan menabrak mobil Ra-im yang saat itu sedang berpacu kencang. Mobil Ra-im berputar dan menabrak pohon. Jong-soo berlari panic menghampiri mobil Ra-im. Pintu mobil terbuka. Lengan Ra-im terkulai berlumuran darah.
PDVD_317 PDVD_332
Joo-won sedang merenung menatap keluar jendela rumahnya ketika Seketaris Kim berteriak memanggilnya. Ia berbalik, dan buku yang dipegangnya menyenggol vas bunga berisi mawar merah hingga jatuh berkeping-keping. Mawar merah berserakan di lantai. Joo-won memandang mawar itu dan merasa ada yang tak beres. Ia menatap sekretaris Kim.
PDVD_336 PDVD_340
Di rumah sakit, Ah-young meratap dan meraung menangisi Ra-im (sediih banget liat Ah-young L). Seluruh tim sekolah laga menunggu dengan cemas. Jong-soo melamun tak percaya. Joo-won berjalan menyusuri koridor rumah sakit bagai mayat berjalan. Ia menatap ke depan, ekspresinya kosong. Sekretaris Kim menangis di belakangnya. Oska dan Seul juga segera menyusul ke rumah sakit.
PDVD_342 PDVD_345
Dokter: Ada kemungkin an ia tidak akan bangun lagi. Berdasarkan pemeriksaanku, kemungkinannya kelumpuhan otak.
PDVD_347 PDVD_350
Joo-won menunggui Ra-im tiap hari siang dan malam. Dengan lembut memegang tangannya dan membersihkannya. Menunggu Ra-im membuka matanya kembali. Ia menangis memandang Ra-im.
PDVD_359 PDVD_358
Joo-won: “Sudah 15 hari, dia masih tertidur di dalam mimpinya. Melihat wajahnya yang damai. Dalam mimpinya saat ini, aku tidak ada di sana. Mungkin itu sebabnya saat ini, dia sedang menungguku. Sepertinya ia akan terus menungguku sampai aku tiba di sana. Besok. Lusa juga.”
PDVD_361 PDVD_363
Kembali ke rumahnya, Joo-won memeriksa sesuatu dan menuliskannya di buku. “Seluruh Gyeonggido, daerah Choongbok. 20-30 mm/jam. Hujan.”
“Kau di sini?” tanya Oska. Joo-won cepat-cepat menutup bukunya. Ada apa, tanyanya pada Oska. Oska berkata, beberapa hari yang lalu ia melihat Raim berdiri di sini, sebelum ia kecelakaan. Mengapa dia datang, apa dia mencariku, tanya Joo-won. Dia bilang dia datang bukan untuk mencarimu, dia berkata padaku agar aku bahagia, seakan kami tidak akan bertemu lagi, sahut Oska pelan, saat itu Ra-im tampak aneh.
Mata Joo-won berkaca-kaca, apa yang Ra-im lakukan di sini. Dia melihat sebuah buku, kata Oska. Lalu Oska berjalan menuju rak buku dan menunjukkan tempat Ra-im berdiri waktu itu. Buku apa, tanya Joo-won.
“Aku tidak memperhatikannya, tapi tak mungkin dia datang kemari hanya untuk membaca buku. Aku baru mengingatnya hari ini. “
PDVD_372
Sepeninggal Oska, Joo-won berjalan menyusuri buku-buku di rak, tempat yang tadi ditunjuk Oska. Ia menemukan sebuah kertas terselip dalam buku “Alice in Wonderland”. Cepat-cepat ia membuka kertas itu dan membacanya. Kertas itu adalah halaman terakhir buku Little Mermaid, saat putri duyung berubah menjadi gelembung.
Pada gambar itu tertulis, ”Tangan putri duyung yang memegang pisau gemetar. Selanjutnya, ia melemparkan pisau itu ke dalam ombak. Penglihatan putri duyung akan sang pangeran semakin memudar dan ia melemparkan dirinya ke dalam lautan. Lalu putri duyung berubah menjadi gelembung, kemudian lenyap tak berbekas.”
PDVD_375
Joo-won menangis membaca kalimat terakhir. Ia mendekap kertas itu di dadanya erat-erat dan menangis sedih.
PDVD_377 PDVD_382
Ibu Joo-won yang sedang menunggu-nunggu telepon dari Joo-won menerima kiriman bunga dari Joo-won. Ia senang sekali dan membuka kartu ucapannya. Isinya: “Ibu, aku selalu…selalu mencintaimu. Joo-won”. Ibu Joo-won tersenyum, “setelah semua ini, ia melambaikan bendera putih (ibu Joo-won mengira bunga itu sebagai tanda Joo-won menyerah atas Ra-im). Tapi hal seperti ini mengingatkanku akan Joo-won yang berusia 20-an.” Ia meminta vas bunga yang paling cantik dan mencium bunga-bunga itu.
PDVD_386
Joo-won tertawa terpingkal-pingkal sambil memegangi perutnya mendengar cerita Oska. Oska bukannya senang malah mengira Joo-won sedang mengoloknya. “Hei, kau! Reaksimu terlalu berlebihan. Tidaklah selucu itu. “ Joo-won membantahnya dan mengatakan itu lucu sekali sambil terus tertawa.
“Apa kau sedang menghiburku karena aku tua? Jika kau mengasihaniku, beri aku uang.”
PDVD_389
Joo-won mengatakan ia akan memberi sesuatu yang setara dengan uang. Ia menyerahkan sebuah kotak pada Oska. “Apa ini, apa akan meledak saat aku membukanya?” tanya Oska penasaran,”apa ini berisi…burung mati?”
“Aisssh, mengapa tidak kupikirkan hal itu sebelumnya, “ sahut Joo-won.
“Mengapa kau seperti ini hari ini?” gerutu Oska. Ia membuka kotak itu dan terkejut melihat isinya semua barang yang pernah ia perebutkan dengan Joo-won (namun Joo-won yang selalu menang). Ada beberapa sepatu dan jam tangan. Oska bertanya benarkah Joo-won memberikan ini semua.
PDVD_400 PDVD_402
Iya, anggap saja aku membayar sewa selama tinggal di rumahmu, kata Joo-won. Oska curiga mengapa Joo-won melakukan ini, ia bertanya apa Joo-won melakukan kesalahan. Joo-won mengelak dengan pura-pura akan mengambil kembali semua barang itu, yang tentu saja dicegah Oska.,“Jangan, jangan! Terima kasih. Terima kasih Joo-won,” kata Oska senang. Joo-won tersenyum melihatnya.
PDVD_408 PDVD_409
Joo-won mengajak Oska foto bersama. Oska heran, kau ini aneh, mengapa aku harus berfoto denganmu dan lagi aku sudah banyak publisitas. Joo-won berkata mereka belum pernah berfoto bersama sejak ia berumur 21 tahun (sejak kecelakaan Joo-won) dan berkata Oska akan menyesalinya. Oska berseloroh, setengah hidupku dipenuhi penyesalan dan kegagalan, satu penyesalan lagi tidak akan bertambah buruk. Joo-won tertawa, benar juga, kau memang orang yang buruk. Oska mendelik kesal.
Setelah minum bersama, mereka tertidur di sofa. Joo-won membuka matanya dan memandang Oska yang tidur nyenyak berseberangan dengannya. “Kak, aku telah mengetahuinya selama ini. Bahwa kau selalu membiarkan aku menang. Aku sangat berterima kasih.” Air mata mengaliri pipinya.
PDVD_410 PDVD_416
Jong-soo menemani Ra-im di rumah sakit. Ia memperlihatkan klip aksi Ra-im pada Ra-im yang tidak sadar. ”Lihat, kau sekeren ini. Bisakah kau lihat? Kau bisa berkelahi karena kau pintar dan kuat. Cepatlah bangun Gil Ra-im. Bagaimana bisa kau tidur selama ini? Apakah kau tidak melihat kami semua mencemaskanmu? Bangunlah. Kau bangunlah. Jika kau bangun, aku akan membiarkanmu pergi pada Kim Joo-won. Aku akan membiarkanmu pergi dengan senyum di wajahku. Jadi kumohon bangunlah. “
PDVD_420 PDVD_422
Joo-won melihat dan mendengar semua itu dari luar kamar. Ia tersentuh dengan perkataan Jong-soo.
PDVD_428
“Aku sudah mengungkapkannya padamu. Kau adalah orang yang akan menerima surat pertama dan terakhir dari pemimpin kelas social Kim Joo-won, satu-satunya tetangga miskin dan terasing. Jadi kau bisa percaya diri dan bangga pada dirimu.
Saat ini adalah sore di mana angin bertiup menembus ranting-ranting pohon. Ketika kau membaca surat ini, kuharap saat itu pun akan seperti saat ini, ketika angin bertiup di sela-sela pepohonan, menggoyangkan ranting-rantingnya. Agar kau bisa melihat apa yang kulihat.
Di mana aku berdiri dekat jendela, kau dapat berdiri di sana…
PDVD_429
Di mana aku berbaring di tempat tidur, kau berbaring di sana…
PDVD_430
Buku-buku yang kubaca, kau dapat membacanya..
PDVD_431
Jika kita bisa bersama seperti itu …itu cukup bagi kita…
Benar-benar bersama, ini cukup bagi kita..
sama seperti pasangan kekasih yang lain, mari berpura-pura kita bahagia….”
Joo-won menangis terisak-isak menuliskan suratnya untuk Ra-im. (hiks…hiks…)
PDVD_434 PDVD_437
Malam itu Joo-won mambawa Ra-im diam-diam keluar dari rumah sakit. Joo-won membawa Ra-im dalam mobilnya. Mereka berhenti di suatu tempat, menghadap awan hitam yang bergulung di kejauhan…
PDVD_446 PDVD_448
Joo-won berbicara pada Ra-im yang tidur (koma) di pundaknya, “Jangan pernah jatuh cinta pada pria lain. Tinggalah sendiri hanya memikirkanku. Juga jangan terlalu dekat dengan Choi Woo-young. Aku akan cemburu. Sepanjang hidupku, mungkin ini adalah pilihanku yang paling egois. Ini adalah keputusan dari seorang pemimpin kelas social. Hormati keputusanku. Gil Ra-im, yang selalu hebat, untuk masa yang akan datang kau harus hebat. “
Joo-won mengecup kening Ra-im dengan lembut. “Aku akan merindukanmu. Sangat merindukanmu. Aku mencintaimu. Aku mencintaimu.”
PDVD_455 PDVD_460
Joo-won memacu mobilnya menuju awan gelap dan petir yang menyambar.
PDVD_462

Tidak ada komentar:

Posting Komentar